Konsisten dengan rencana yang telah dibuat memang berat. Terbukti, akhir-akhir ini bahkan sering sekali hampir sebagian besar rencana(ku) terlewat menajdi wacana. Menyalahkan hal lain memang bukanlah sebuah alasan bijak, komitmen untuk berusaha dan menyelesaikan apa yang telah direncanakan seharusnya menjadi ketetapan hati tanpa bisa digoyahkan.
Komitmen dengan satu hal, dan menjalankan hal tersebut hingga selesai mungkin bisa menjadi pilihan agar rencana sukses dengan maksimal, dibanding membuat banyak recana namun berakhir menjadi wacana, tanpa terealisasi satupun, apalagi berharap rencana bisa sukses maksimal.
Kegelisahan ini sebenarnya sudah lama aku rasakan. Pada tulisan sebelumnya aku sering menyebut diriku sebagai orang yang tidak konsisten, aku selalu mengikuti dan mencoba berbagai hal baru atas dasar keinginanku sendiri ataupun atas dasar menerima ajakan orang lain. Hal ini mungkin karena prinsip dalam diriku untuk mencoba dan menerima segala bentuk tantangan baru.
Mengikuti, mencoba hal baru atas dasar keinginanku sendiri ataupun menerima ajakan dari orang lain memang kelihatanya baik, sepele dan tidak berakibat. Namun jika terus-menerus tanpa sadar aku telah membunuh konsistensi dalam diriku sendiri dengan hal apa yang sedang aku kerjakan. Akhirnya sering kali sesuatu yang aku kerjakan tidak berakhir maksimal dan memuaskan.
Aku memang bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan, aku memang bisa menerima banyak ajakan dalam satu waktu yang bersamaan, namun kenyataanya aku terjebak dalam rencana yang berakhir menjadi wacana. Walaupun sebenarnya itu tidak sepenuhnya salah karena terkadang aku berhasil menyelasaikan hal-hal yang telah aku mulai, namum sayang hasilnya sering tidak sesuai harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H