Lihat ke Halaman Asli

Bambang prihadi

Mahasiswa s1

Penentuan Waktu Shalat sebagai Bentuk Penerapan Trigonometri

Diperbarui: 23 Januari 2023   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sholat merupakan salah satu bentuk ibadah harian yang dilakukan umat muslim. Sholat terbagi menjadi dua yaitu sholat wajib dan sholat sunnah. Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa ibadah sholat dilakukan dengan menghadap ke arah ka'bah atau arah kiblat yang merupakan syarat sah sholat. Selain menghadap kiblat, waktu pelaksanaan sholat juga merupakan syarat sah sholat, khususnya sholat-sholat wajib.

Tidak jauh berbeda dengan penentuan arah kiblat, penetapan awal waktu sholat juga dapat dilakukan dengan bantuan persamaan trigonometri. Yang membedakan penetapan awal waktu sholat dengan penentuan arah kiblat adalah pada objek yang dijadikan acuan. Jika pada penentuan arah kiblat ka'bah dijadikan sebagai acuan guna menentukan sudut elevasi dari lokasi tertentu, maka pada penentuan awal waktu sholat mataharilah yang dijadikan objek.

Selain penentuan waktu sholat, penentuan awal bulan juga juga dapat dilakukan dengan metode rukyatul hilal atau melihat hilal. Metode ini paling banyak di gunakan pada saat penentuan awal bulan Ramadhan, bulan syawal, tanggal 9 dzulhijah dan lain sebagainya. Dengan memanfaatkan pengembangan dari perbandingan sudut trigonometri para pengamat melakukan perhitungan guna mengetahui apakah tinggi hilal telah mencapai   diatas ufuk yang merupakan batas hilal dapat dianggap sebagai hilal hakiki, sebagaimana yang telah ditetapkan majlis ulama Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline