Lihat ke Halaman Asli

Ketika santai jadi gaya kerja: Bagaimana Gen Z membawa gaya baru didunia kerja

Diperbarui: 29 November 2024   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia kerja selalu memiliki gaya dan caranya sendiri, generasi yang mendominasi biasanya memiliki ciri khasnya tersendiri. Jika Baby Boomers terkenal optimis,teratur, dan sangat disiplin. Generasi Milenial identik dengan multitasking dan berani mengambil resiko. Gen Z datang dengan pendekatan yang benar-benar berbeda, mereka lebih santai. Tapi jangan salah, santai bukan berarti malas. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, membawa cara pandang baru terhadap pekerjaan. Mereka berhasil menggabungkan profesionalisme dengan pendekatan yang jauh lebih rileks, menyenangkan, dan berwarna.

Di zaman ini, di mana banyak dari mereka baru saja masuk ke dunia kerja, Gen Z tidak ragu untuk mendobrak norma-norma formalitas yang telah lama mendominasi kantor. Mereka membawa gaya santai yang sering kali terlihat tidak biasa bagi generasi sebelumnya, tetapi penuh inovasi. Dunia profesional, bagi mereka, bukan tempat untuk kehilangan jati diri atau menahan tawa, tetapi ruang untuk tetap menjadi diri sendiri sembari menyelesaikan pekerjaan dengan efektif.

Santai tapi Serius, Gimana Caranya?

Bagi Gen Z, bekerja tidak selalu berarti bersikap kaku, duduk di meja dari pagi sampai sore, dan berbicara dengan bahasa formal yang kaku. Mereka juga dapat tetap bekerja di dunia kerja yang formal namun dengan pendekatan yang santai. Santai adalah kunci, dan ini diwujudkan dalam banyak aspek kehidupan kerja profesional mereka.

Cobalah bayangkan suatu bidang pekerjaan yang diisi oleh Gen Z. Meeting tidak lagi hanya berisi grafik dan laporan kaku, tetapi diselingi meme untuk menjelaskan ide mereka. Cara berkomunikasi? Tidak lagi berisi sapaan "Dengan Hormat" yang panjang, tetapi sering kali singkat dan penuh emosi santai, seperti, "Hai! Aku sudah kerjakan ya, nanti kamu tinggal cek." Yang menarik, meski gaya ini terkesan santai, pekerjaan tetap selesai, bahkan sering kali lebih cepat karena mereka terbiasa bekerja dengan cara yang nyaman dan sesuai gaya mereka sendiri. Jadi jangan kaget jika mendengar obrolan santai Gen Z di sela-sela kerja, lengkap dengan istilah internet seperti "kuy," "vibes-nya enak," atau "auto gaspol." Mereka tidak takut menunjukkan kepribadian mereka di tempat kerja karena mereka percaya bahwa menjadi diri sendiri adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Budaya Kerja Baru: Fleksibel dan Digital

Gen Z adalah generasi yang tumbuh bersama internet dan teknologi digital. Maka, tidak mengherankan jika mereka cenderung bekerja dengan gaya yang fleksibel dan juga teknologi internet. Bagi mereka, bekerja dari kafe dengan laptop dan secangkir kopi dingin sama produktifnya dengan duduk di kantor. Bahkan, beberapa dari mereka mereka lebih memilih pekerjaan yang memungkinkan work from home, karena ini memberi mereka kebebasan untuk mengatur waktu dan tempat kerja sendiri.

Teknologi juga menjadi alat utama mereka dalam bekerja. Mereka ahli menggunakan aplikasi online dan tools yang digunakan untuk bekerja hingga media sosial untuk mempromosikan hasil kerja mereka. Hal ini memberikan mereka keunggulan dibanding generasi sebelumnya yang cenderung lebih lambat beradaptasi dengan perubahan teknologi. Namun, di sisi lain, ini juga menjadi alasan mengapa mereka sering dianggap terlalu "bermain-main" di tempat kerja. Padahal, di balik semua itu, ada strategi kerja yang cerdas dan efisien.

Santai Tapi Penuh Tekanan

Tentu saja, ada dua sisi dari setiap cerita. Gaya kerja santai ala Gen Z tidak selalu mendapat sambutan positif, kitab isa menemukan banyak komentar yang menganggap gaya kerja Gen Z terlalu santai dan memiliki memiliki mental yang lemah Ketika menghadapi masalah. Bagaimana mungkin seseorang yang bekerja dengan gaya yang terlalu santai serta mental yang gampang goyah dapat dianggap profesinal dalam dunia kerja?

Namun, bagi Gen Z, profesionalisme tidak diukur dari penampilan atau gaya bicara, melainkan dari hasil kerja. Mereka percaya bahwa selama pekerjaan selesai dengan baik, cara mereka melakukannya bukanlah masalah. Justru, dengan suasana yang santai, mereka merasa lebih produktif karena tekanan kerja terasa lebih ringan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline