Lihat ke Halaman Asli

Mir

author

Menggunakan Kata dari Bahasa Slang sebagai Kesantunan Berbahasa

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

BERMULA dari pengalaman saya menghadiri wisuda pacar beberapa waktu silam. Ada seorang perempuan yang datang dan memberinya seikat bunga disertai kartu ucapan. Di mana ia bilang bahwa pacar saya harus membaca dan menyimpan ucapan itu sebaik mungkin. Sebagai seorang pacar, tentu saja saya naik pitam. Namun melihat situasi yang tak memungkinkan bagi saya untuk mencak-mencak, maka saya menahan amarah dengan tersenyum dan duduk diam di sisi calon ibu mertua saya. Tak saya duga, calon ibu mertua saya berbisik, “jangan lara ati, perempuan seperti itu adalah perempuan lebay.” dengan nada mencoba untuk menenangkan saya dan penuh kebijaksanaan. Bahkan ibu masih mengulangi ucapannya itu ketika saya mengunjungi ke rumahnya. “Dia itu perempuan lebay, kamu tidak usah sedih ya.”

Beberapa hari kemudian saya yang masih cemburu dengan peristiwa itu menyadari sesuatu. Sebagai seorang ibu, calon mertua saya tersebut telah menggunakan kata sebijak dan sesantun mungkin. Bisa saja, ia menggunakan diksi lain untuk mendeskripsikan perempuan itu. Dan bisa saja jika saya bodoh dalam berbahasa dan mencerna maksud ucapan calon ibu mertua saya, saya akan berpikiran, “kenapa sih calon ibu mertua saya cuma bilang kalau perempuan itu lebay?”. Sesungguhnya, dibalik ucapan “perempuan itu lebay”, saya menyadari bahwa kesantunan bahasa di dalamnya sangat tinggi. Hal ini mengindikasikan beberapa diksi yang bisa saja dipakai oleh calon ibu mertua saya namun beliau memilih untuk tidak menggunakannya seperti; tidak etis, tak berkrama, liar, tak tahu adab, bahkan bisa pula binal.

Saya rasa, kesantunan berbahasa memang sangat kita perlukan. Tak hanya dipelajari namun perlu diaplikasikan. Menggunakan bahasa yang baik dan benar bukanlah menempatkan tiap diksinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dalam kamus besar bahasa Indonesia. Melainkan tahu tempat, tahu situasi, tahu kondisi untuk melontarkan kata demi kata. Kata ‘lebay’ bukanlah kata formal yang bisa Anda cari dalam KBBI namun secara sosial memiliki fungsi aplikatif, manjur untuk mendeskripsikan sesuatu yang umumnya kurang disukai orang. Kita bisa melihat seorang artis dangdut misalnyadengan seperangkat aksi panggung yang ia punya di salah satu saluran televisi. Penonton di rumah yang menyaksikan dan tidak menyukai aksi serta penampilan artis tesebut tentu akan melontarkan kalimat pedas. Kebanyakan masyarakat kita biasa melabel ketidaksukaan seperti itu sebagai sosok ‘lebay’ yang meski jika dibandingkan dengan perempuan ‘lebay’ dalam kasus saya jelas berbeda. Kata ‘lebay’ bisa mendeskripsikan sesuatu yang kurang dikenankan beberapa orang dalam kadar ketidaksukaan yang berbeda. Bisa jadi sangat menyebalkan, sangat tidak beretika, terlalu berlebihan, berlebihan saja atau sekedar tidak suka.

Jadi, terkadang menggunakan bahasa slang mampu menjembatani permasalahan berbahasa. Setidaknya dalam kasus yang saya alami, kata ‘lebay’ mampu memperhalus diksi lain yang mungkin sudah dianggap cukup halus seperti ‘terlalu berlebihan’ atau ‘kurang etis’. Kata ‘lebay’ saya pikir sudah mampu dipahami kebanyakan masyarakat Indonesia. Di mana-mana kita bisa mendengar remaja berbincang sambil sesekali menggunakan kata ‘lebay’ untuk merujuk pada seorang teman yang memang mereka anggap demikian. Itulah mengapa saya bisa mengatakan bahwa kata ‘lebay’ sudah menjadi bahasa slang dalam paparan bahasa Indonesia dan bukan menjadi bahasa register sebab kata ‘lebay’ bukan milik segelintir orang saja. {*}




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline