Di tengah persiapan untuk merayakan Hari Raya Idulfitri yang sebentar lagi tiba, Indonesia menghadapi lonjakan kasus Flu Singapura. Fenomena ini menjadi sorotan karena bertepatan dengan momen tradisi mudik yang sangat kental di Indonesia.
Dokter spesialis anak yang juga konsultan infeksi, Prof. Dr. Edi Hartoyo SpA (K), memberikan peringatan penting kepada masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan mereka, terutama saat melakukan perjalanan mudik dengan menggunakan transportasi umum.
"Kemungkinan penularan sangat nyata, terutama ketika kita menggunakan transportasi umum. Risiko penyebarannya pun semakin besar," ungkapnya.
Prof. Edi juga menekankan bahwa jika anak mengalami gejala seperti demam dan munculnya lesi di tangan, kaki, dan mulut, langkah terbaik adalah melakukan isolasi di rumah dan tidak keluar selama 2-3 hari.
"Dalam waktu 5-7 hari, biasanya anak sudah tidak menularkan penyakit ini lagi. Jadi tidak perlu melakukan isolasi terlalu lama, cukup 2-3 hari saja," tambahnya.
Selain itu, Prof. Edi juga menyarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan cara yang sederhana, seperti memberikan istirahat yang cukup, asupan nutrisi yang baik, dan memperbanyak minum air putih.
"Dengan memiliki daya tahan tubuh yang kuat bisa membantu melawan berbagai macam virus, termasuk virus Flu Singapura,"
Adapun data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah kasus Flu Singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) sudah mencapai angka 6.192 kasus. Provinsi dengan kasus terbanyak adalah Jawa Barat, dengan 1.901 kasus.
Meskipun belum mencapai status wabah, tetapi perlu diwaspadai karena penyakit ini memiliki potensi penularan yang cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H