Lihat ke Halaman Asli

Sajadah Panjang

Diperbarui: 21 Agustus 2023   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajadah panjang terhampar di pagi yang hening,
Merah jingga mentari membelai lembaran kain itu,
Seperti medan perjalanan panjang menuju hati-Nya,
Tempat sujud dan berharap, dalam kepasrahan yang tulus.

Jejak waktu terukir di setiap jahitan sajadah itu,
Sebagai saksi bisu perjalanan hidup yang berliku,
Kerut-kerut waktu adalah cerita yang terbaca,
Dalam setiap lipatan, ada kenangan yang bersemi.

Di atasnya, terukir tasbih-tasbih doa yang dilantunkan,
Seperti mutiara-mutiara di lautan kerinduan,
Sujud adalah bahasa, bukan hanya gerakan,
Sang Pencipta mendengar, dalam diam yang tak terkata.

Sajadah panjang, seperti jalan bercabang di padang gurun,
Menuntun arah dalam kebimbangan dan pilihan,
Di sana, hati menemukan ketenangan yang hakiki,
Sebagai tempat mengadu, dalam sajadah yang panjang.

Di setiap serat kain itu terpintal kisah perjalanan,
Mengiringi sujud-sujud dalam setiap waktu,
Sajadah panjang adalah teman setia jiwa yang merindu,
Menuju pada-Nya, dalam cinta yang tak terbatas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline