Lihat ke Halaman Asli

Khasbi

Penulis Cerita Kehidupan

Islamisasi Politik Prof. Dr. Kuntowijoyo

Diperbarui: 1 Agustus 2019   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Muhammad Khasbi M.

Politik bukan jadi barang baru bagi umat Islam. Semenjak merdeka, kontestasi umat Islam dalam perpolitikan Indonesia tak bisa terbantahkan. Bahkan, sebelum Indonesia merdeka, umat Islam telah melakukan kegiatan politik dengan mendirikan kongsi-kongsi saudagar (perdagangan).

Lebih menarik lagi, jika politik kemudian diidentikan dengan partai sebagai instrumen penting dalam kegiatannya. Maka, umat Islam juga tak bisa ketinggalan untuk disebut di situ. Sebut saja, Partai Masyumi yang terkenal dengan partai Islam terbesar kala itu.

 

Puzzle Islamisasi Politik Prof. Dr. Kuntowijoyo 

Dengan pengetahuan yang sudah terbangun soal dinamika politik dan umat Islam, membaca buku Identitas Politik Umat Islam karya Prof. Dr. Kuntowijoyo dapat melengkapi puzzle-puzzle pengetahuan yang masih bolong.

Menarik membaca karya dari Prof. Dr. Kuntowijoyo ini. Dia punya pandangan yang sama sekali baru terhadap kondisi umat Islam kala itu. Ia menyatakan bahwa umat harus sadar. Umat Islam harus mengerti seperangkat pengetahuan tentang politik. Atau dalam bahasa Kuntowijoyo disebut sebagai juklak dan juknis.

Kuntowijoyo kemudian mengingatkan bahwa umat Islam yang dibangun dengan dasar emansipasi, humanisasi, liberalisasi dan transendensi akan mencapai 'civil sociation' (masyarakat madani) yang, dalam bahasanya; "baldatun toyyibatun warrobbun ghofur." Utamanya, ketika ia membahas apa yang seharusnya dilakukan umat islam kala kesadaran akan realitas sudah tercerabut dari alam pikiran.

Kuntowijoyo kemudian memecut umat Islam dengan sebuah kalimat yang luar biasa; bahwa agama selama ini hanya dijadikan simbol, sedang politik adalah realitas yang tak terjamah ruangnya.

Ia kemudian meberondong kesadaran umat dengan berbagai term-term yang, menurut Kuntowijoyo, belum dimiliki (diketahui lebih dalam) oleh umat Islam kontemporer. Di antara yang disinggungnya adalah term (espitemologi) politik, term demokrasi, dan term hubungan agama dengan negara.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline