Lihat ke Halaman Asli

HADI

+62

Malware, Ancaman Baru Bagi Indonesia

Diperbarui: 22 November 2017   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.newscientist.com

Perkembangan teknologi sangat sulit untuk dibendung. Pada abad ini kemajuan teknologi terbilang sangat cepat. Banyak teknologi yang dahulu dibuat sebagai cerita di beberapa film sience fiction mulai terwujud dikehidupan nyata. Salah satu yang sedang berkembang pesat di indonesia adalah internet. Dimana internet bukan lagi menjadi bahan tersier, keberadaanya mungkin sudah menjadi kebutuh premier oleh beberapa golongan masyarakat.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia) mengatakan adanya kenaikan pengguna internet di Indonesia sebesar 51,8 persen dalam kurun waktu 2014 -- 2016. Tahun 2016 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang. Ini menggambarkan bahwa lebih dari setengah penduduk indonesia sudah terkoneksi dengan layanan internet. Peningkatan jumlah pengguna internet juga di dukung dengan semakin terjangkaunya tarif internet di Indonesia. Di Asia Tenggara, Indonesia menepati peringkat ke 3 tarif termurah internet setelah Vietnam dan Thailand. Selain itu, jumlah pengguna ponsel di Indonesia yang mencapai 371,4 juta pengguna terdaftar per januari 2017 (Katadata Indonesia) menjadi salah satu faktor meningkatnya penggunaan internet.

Berekembangnya penggunaan internet tentu juga memiliki dampak yang negatif, salah satunya adalah terbukanya satu celah keamanan baru bagi negara. Kali ini saya akan membahas ancaman yang dapat ditimbulkan oleh Malware .Tanpa disadari, banyak malware yang beredar di internet, dan sangat mungkin malware tersebut menginfeksi perangkat yang digunakan masyarakat indonesia dalam terhubung dengan internet. Adware (Advertising Malware) merupakan malware yang bekerja untuk menampilkan iklan dalam web browser maupun aplikasi. Umumnya script adware berasal dari situs web dan berjalan dengan sendirinya  (autorun applications) dan akan muncul pada saat kita surfing di suatu situs tertentu atau sedang menjalankan aplikasi. Umumnya, adware memunculkan pop-up yang berisi iklan produk tertentu.

Adware akan menempel dalam perangkat apabila perangkat tersebut sudah meng-install script sebuah adware. Beberapa situs dan aplikasi gratis menyisipkan adware sebagai upaya untuk mendapatkan bayaran dari pemasang iklan. Normalnya adware akan men-direct user kesebuah situs tertentu sebagai pengguna layanan adware dalam mengiklankan produknya. Adware bahkan dikembangkan oleh vendor vendor besar seperti google, yahoo, bing, dll. Namun mereka menyebut tools mereka dengan istilah lain. Selain itu beberapa perangkat secara diam- diam memasang malware diperangkatnya. Seperti yang terjadi pada tahun 2015 yaitu pengungkapan tools yang digunakan produsen Lenovo yang bernama " Superfish " yang sengaja dipasang untuk menampilkan iklan- iklan tertentu.

Faktanya, adware membutuhkan tools pendukung agar iklan yang ditampilkan tepat sasaran. Misal seseorang melakukan search di google tentang kota malang, maka adware akan menampilkan iklan- iklan yang berkaitan dengan kota Malang seperti tiket pesawat ke Malang, hotel, tiket pariwisata dan lain- lain. Salah satu tools pendukung yang populer digunakan adalah  spyware, tugas spyware yaitu melakukan collecting data browser sebuah IP, diantaranya cookies, registry, dan history. Kemudian data tersebut dikirimkan ke vendor Adware guna dijadikan database pengiklanan mereka.

Spyware mengirimkan data secara anonim, sehingga sangat sulit dicari siapa yang mengembangkan dan bertanggung jawab atas sebuah spyware. Saat ini motif utama kegiatan spyware dan adware adalah motif ekonomi. Namun hal ini akan sangat berbahaya apabila data yang dikumpulkan disalahgunakan. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan spyware dapat mengumpulkan data dari mayoritas masyarakat Indonesia pengguna internet yang perangkatnya telah terinfeksi spyware dan adware.

Apabila jumlah perangkat yang terjangkit berjumlah besar maka basis data dapat dijadikan sample random yang menggambarkan secara umum kondisi Indonesia secara realtime,termasuk diantaranya apa saja yang menjadi interest masyarakat Indonesia. Data- data yang dikumpulkan bahkan bisa sangat mendetail, kompleks dan terkini. Potensi adanya spionase sangat terbuka melalui spyware ini. Spyware dapat mengetahui bagaimana budaya masyarakat, kebiasaan, pola ekonomi, edukasi, sosial, agama dan kebutuhan masyarakat. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa spyware dijadikan alat mengumpulkan data - data pokok mendetail negara Indonesia yang updatenya setiap saat.

Sebenarnya adware dan spyware dapat dicegah dan ditangkal menggunakan beberapa software. Baik keluaran OS maupun pihak ketiga terpercaya. Yang diamankan adalah OS dan koneksi. Namun, kepedulian masyarakat Indonesia masih sangat rendah akan adanya upaya pengumpulan data oleh spyware. Hal ini yang menyebabkan masih tingginya potensi upaya spionase di Indonesia melalui spyware.

Pemerintah seharusnya melakukan edukasi kepada masyarakat terkait kepedulian terhadap pengamanan data. Hal ini urgensinya meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya penggunaan terkenologi tersebut di masyarakat Indonesia. Selain itu, perlu juga adanya upaya pengetatan regulasi penyedia layanan internet terkait kemanan layanan internet guna mengamankan data nasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline