Lihat ke Halaman Asli

M Kabul Budiono

Old journalism never dies

Musibah Kabinet Indonesia Bersatu II

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum habis keterkejutan kita karena  meninggalnya wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo, kemarin sore ( Kamis, 26 April 2012 ) kita mendengar pengunduran diri Menteri Kesehatan RI Endang Sedyaningsih. Informasi mengenai pengunduran diri itu disampaikan langsung oleh Presiden SBY seusai membezuk Bu Endang di rumah sakit. Ihwal pengunduran diri itu adalah karena sakit kanker paru paru yang diidapnya. Bu Menteri dengan besar hati menyatakan mundur karena khawatir proses pengobatannya akan mengganggu kinerja KIB II.

Baik meninggalnya almarhum Widjajono maupun pengunduran diri Bu Endang, sama sama mengejutkan karena tidak diduga sebelumnya. Tidak ada spekulasi dan kontroversi, sebagaimana soal mundur tidaknya ketiga Menteri dari PKS.

Meninggalnya Wakil Menteri ESDM bertepatan dengan perdebatan mengenai rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Almarhum Widjajono adalah sosok yang aktif menyampaikan rencana itu kepada masyarakat melalui media massa. Dalam perdebatan almarhum sungguh sangat gigih memberikan alasan kebijakan itu. Bahwa kemudian setelah beliau meninggal, rencana itu masih belum diputuskan dan tidak jelas pelaksanaannya, adalah suatu soal lain.

Mundurnya menteri Kesehatan cukup mengejutkan, karena sebeleumnya kita meyakini bahwa Menteri Kesehatan kita itu memang sehat. Sebab, sebagai persyaratan Menteri, Bu Endang harus mengikuti medical check up dan dinyatakan sehat. Sebab jika sakit, maka yang bersangkutan tentu tidak memenuhi persyaratan menjadi Menteri. Mundurnya bu Endang juga merupakan satu persoalan baru bagi KIB II. Presiden SBY tentu perlumemilih Menteri Kesehatan yang baru. Pengunduran dan penggantian Menteri Kesehatan ini terjadi tanpa spekulasi. Tidak seperti halnya rumor penggantian tiga Menteri dari PKS, akibat pembelotan partai itu dari kebijakan koalisi. Pertanyaannya , apakah penggantian baik wakil menteri ESDM maupun Menteri Kesehatan akan segera dilakukan atau ‘ntar ntar saja’ itu masih harus ditunggu.

------

Meninggal dunia adalah salah satu ujian kesabaran yang dibebankan Allah kepada umatNya. Demikian juga dengan sakit. Meninggal dan sakit juga merupakan musibah. Bagi Kabinet Indonesia bersatu jilid dua, kedua hal itu – setidaknya menurut saya – merupakan ujian kesabaran dan juga musibah.

Bagi kalangan tertentu di kampung saya di Jawa, setiap kejadian terutama yang terkait dengan ‘dunya’ ( kejadian ), ‘lara’ ( sakit ) dan ‘pati’ ( kematian ) sering dihitung ( dipetung ). Kejadian gempa bumi misalnya dianalisa dengan musibah atau kejadian apa yang bakal terjadi selanjutnya. Setelah dipetung, maka biasanya penduduk melakukan sedekah bumi, kenduri selamatan, atau ruwatan. Bahkan jika menyangkut seseorang, maka andaikata namanya dianggap tidak cocok, maka namanya diganti dengan disertai kenduri dengan perlengkapan bubur merah - bubur putih.

Tetapi sudahlah tradisi yang sering dikonotasikan klenik seperti ini kita lupakan saja. Sebab tidak rasional dan malah bisa mengarah pada perbuatan sirik. Jadi nggak usahlah kita kemudian melakukan petung memetung apalagi harus mengusulkan mengganti nama Presiden, Wakil Presiden dan  kabinet.

Dalam hal kepemerintahan dan perkabinetan, yangdilakukan tentu adalah mengambil langkah dengan segera untuk mengantisipasinya.

Apakah akan ada lagi musibah selanjutnya. Kita tidak tahu, dan tentu berharap tidak. Wallahu a’lam bissawab.

Sluman Slumun Slamet......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline