Nama lengkap Presiden kita adalah SUSILO BAMBANG YUDHOYONO. Tetapi kini sejak menjadi Presiden hampir semua memanggilnya SBY. Media massa pun hampir selalu menuliskan inisial itu. Presiden pun nampaknya tidak keberatan. Mengapa mesti dipanggil SBY dan bukan SUSILO saja ? Pertanyaan ini sudah lama muncul dalam pikiran saya. Sungguh lho. Dan Sabtu pagi, 5 Desember 2009,saya tiba-tiba ingin menuliskannya dan langsung saya posting di Kompasiana. Mengapa pertanyaan itu muncul ? Karena bagi saya, setiap nama itu punya makna. Orang tua kita memberi kita nama dengan maksud dan tujuan tertentu. Nabi Muhammad SAW menganjurkan orang tua memberi nama dan memanggil anaknya dengan nama yang baik. Pun demikian dengan agama lain. Karena itu, saya sesungguhnya tidak setuju dengan ungkapan ‘apalah arti sebuah nama’. Mengapa ?
Sesungguhnya, menurut pendapat saya,ungkapan itu muncul dari sebuah pengingkaran. Ungkapan yang menjadi populer itu ditulis pujangga Inggris William Shakespeare dalam Romeo and Yuliet. Rangkaian kata kata yang diucapkan Yuliet, begini :
What’s in a name ? That which we call a rose. By other name would smell as sweet . ( Romeo and Juliet (II, ii, 1-2)
Mengapa Yuliet bilang begitu ? Menurut jalan ceritanya, ketika itu Romeo tidak ingin menggunakan nama keluarganya yaitu Montague ( nama lengkapnya adalah Romeo Montague ). Sebab apa ? Keluarga Montague sedang tidak akur dengan keluarga Capulet – klannya Yuliet ( nama lengkapnya Yuliet Capulet ). Maka karena itulah orang tua mereka tidak setuju keduanya berpacaran. Karena itu maka Yuliet berpendapat‘sudahlah kita lupakan saja keluarga kita. Nggak pakai Montague atau Capulet ya tidak apa apa’. Kata orang Jawa “ Ora nganggo yo ora pateken ‘. Jadi ‘ ungkapan apa arti sebuah nama sesungguhnya bernada menegasikan makna atau keluarga. Dalam konteks bahwa nama itu punya arti dan berkait dengan orang tua itu pula saya sejak lama ingin mengusulkan agar Presiden kita jangan kita panggil SBY. Mengapa ?
Susilo itu secara etimologis berasal dari bahasa Sanksekerta yang terdiri dari dua kata yaitu SU dan SILA. Su itu artinya baik, bagus, adilihung; sedangkan silo itu bermakna budi pekerti. Jadi jika digabungkan maka Susilo artinya budi pekerti yang baik. Bagaimana dengan Bambang ? Dalam bahasa Jawa bambang itu berarti ksatria. Maka di dalam adegan wayang kulit ada adegan Bambangan Cakil.Yaitu pertempuran antara seorang ksatria dengan Cakil ( raksasa ) yang sukanya mengganggu perjalanan si ksatria. Karena itu, barangkaliorang tua Presiden kita menambahkan nama Bambang Yudhoyono, sehingga dalam telaah saya dengan nama itu orang tua berharap bahwa putra yang lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur itu akan senantiasa menjadi seorang ksatria yang senantiasa memenangi peperangan atau perjuangan dengan berbekal budinya yang luhur. Dan nama itu adalah sebuah doa bagi yang mempunyainya. Maka beruntunglah orang yang namanya Slamet atau Selamat karena semua orang mendoakannya senantiasa selamat. Tetapi berhati hatilah orang yang bernama Amin, karena setiap orang mengamini apapun yang diungkapkannya, baik atau buruk. Dalam konteks bahwa nama itu punya arti dan berkait dengan orang tua itu pula saya sejak lama ingin mengusulkan agar Presiden kita jangan kita panggil SBY. Mengapa ?
Karena bagi saya SBY itu secara etimologis dan semantis tidak punya makna, meaningless. Boleh jadi nama itu tepat digunakan dalam kampanye sesuai prinsip political marketing. Orang akan lebih gampang mengingat SBY ketimbang Susilo Bambang Yudhoyono. Tetapi kampanye kan sudah usai, pun pak Susilo sudah dua kali menjabat menjadi Presiden RI sehingga menurut konstitusi tidak mungkin lagi menjadi Presiden ketiga kalinya. Jadi, menurut pendapat saya, kita panggil presiden kita dengan Susilo bukan SBY.
Dengan demikian kita mendoakan agar Presiden kita selalu menjadi seorang ksatria yang senantiasa memenangi peperangan atau perjuangan dengan berbekal budinya yang luhur . Bukankah Ibundanya Presidenjuga berharap demikian dan tak pernah memanggilnya dengan sebutan SBY ?
==================
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H