Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Jundi

Soiciialpreneur

Pelatihan Manajemen Asi dan Penanganan Tounge Tie

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134933214219502664

[caption id="attachment_202540" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Pelatihan Manajemen Asi dan Penanganan Tounge Tie saat berlangsung di Ruang Serbaguna Gedung LKC Dompet Dhuafa Ciputat, Selasa,(2/10) lalu. "][/caption] CIPUTAT – Untuk meningkatkan kesadaran tenaga medis dan paramedis tentang pentingnya ASI ekslusif bagi bayi, LKC Dompet Dhuafa mengadakan Pelatihan Manajemen ASI dan Penanganan Tongue Tie di Ruang Serbaguna Gedung LKC Dompet Dhuafa Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa,(2/10). Pelatihan yang diikuti oleh perwakilan dokter, perawat dan bidan dari beberapa rumah sakit yang tergabung di Majlis Syura Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) cabang Banten dan beberapa Lembaga Amil Zakat (LAZ) ini menghadirkan dokter spesialis anak konsultan laktasi, Dr Asti Praborini, SpA, IBCLC sebagai nara sumber. Dalam paparannya Dokter Asti menjelaskan tentang penanganan bayi baru lahir usia 0-6 bulan dengan kasus apapun agar diupayakan untuk memberikan ASI ekslusif sedini mungkin tanpa memberikan makanan tambahan apapun termasuk air putih. “ASI sesuai dengan perintah Allah dalam Alqur’an surat Al Baqarah ayat 233 , ayat tersebut menganjurkan kita agar ibu memberikan ASI selama 2 tahun, karena didalam ASI terkandung banyak manfaat yakni nutrisinya yang sesuai kebutuhan bayi, komposisinya lengkap dan berubah sesuai kebutuhan bayi, suhunya selalu tepat, mudah dicerna dan diserap,” ungkap Dokter Asti. Selain itu, lanjutnya, Asi dapat Memberikan perlindungan terhadap infeksi karena mengandung zat antibody/kekebalan bagi tubuh bayi dan tidak menimbulkan alergi serta mengoptimalkan perkembangan motorik dan intelektualnya. “Karenanya ASI dapat menurunkan resiko penyakit kronis dan kanker, mengurangi karies gigi dan mengurangi kejadian maloklusi 9 rahang atas terdorong kedepan,” tuturnya. Dokter Asti juga menyebutkan kendala yang sering dikeluhkan seorang ibu saat menyusui dan sering menjadi penghambat ASI ekslusif adalah informasi yang kurang atau tidak benar tentang kebutuhan bayi usia 0-6 bulan, tata laksana ditempat persalinan yang kurang mendukung ASI ekslusif, ibu bekerja, fasilitas atau peraturan tempat kerja yang belum mendukung atau memadai. “Padahal ASI dapat diperah dan disimpan dalam kulkas selama 24-48 jam, didalam frezer satu pintu 3 bulan, untuk frezer kulkas 2 pintu bisa sampai 6 bulan,” tandasnya. Sedangkan tongue tie, kata dokter Asti yang juga berpraktik menjadi relawan dokter spesialis di LKC Dompet Dhuafa, merupakan kelainan frenulum (tali lidah) pendek dan tebal yang menyebabkan gerakan lidah bayi terbatas hingga mengganggu proses menyusui. Akibat adanya tongue tie, sambungnya, bayi sulit minum dengan gejala-gejala yang timbul kepada bayi baru lahir seperti sulit menetek, marah, malas, penidur dan rawan menderita penyakit kuning. Sementara untuk bayi yang sudah besar bisa gagal tumbuh, berat badan naiknya pelan (slow weight gain), kurus, rewel, lama bila menyusui dan blister (bula). “Gangguan ini (tounge tie) kadangkala memerlukan operasi kecil tanpa pembiusan, perdarahan yang sangat minimal dan luka yang lekas sembuh,” imbuhnya. – MJundi Sumber berita : www.lkc.or.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline