Sejati Para Pahlawanku
Oleh Muhammad Julijanto
Alhamdulillah hari ini hari pahlawan 10 November, menurutku pahlawan adalah orang yang ikhlas mengorbankan kepentingan dirinya untuk kebahagiaan orang lain. Pahlawan adalah orang yang berjasa terhadap perjalanan hidup kita. Mereka yang rela berjuang demi orang lain, sementara dirinya rela berkorban dan menderita, asal orang lain dapat menikmati kebaikannya.
Bila diklasifikasikan pahlawan dari luar dan dari dalam. Dari luar adalah orang yang berjuang untuk bangsa dan negaranya hingga Merdeka dan mampu mengisi Pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran negeri. Mereka yang mendapatkan SK menjadi pahlawan nasional.
Mereka yang berjuang sebelum kemerdekaan, masa kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, masa reformasi dan hingga saat ini atas pengorbanan dinyatakan menjadi pahlawan nasional oleh negara. Patimura, Patih Gajah Mada, Cut Nya Dien, Pangeran Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pahlawan Revolusi. Pahlawan juga mereka yang dimakamkan di makam pahlawan yang tersebar di tanah air.
Sementara pahlawan dari dalam adalah mereka yang dari garis keluarga, atau orang yang secara biologis maupun ideologis telah bertemu dan memberikan bantuan dan jasanya untuk suatu kelancaran dan apa pun bentuknya. Pahlawan yang tidak ditulis Sejarah, mereka yang penuh pengabdian dan dedikasi membantu dan memerdekakan dengan cara sendiri, menjadi duta bagi orang lain yang ditolong atau disukseskan.
Bahkan mereka tidak ada yang merekam dan mendokumenkan perjuangan hidupnya membantu dan menolong orang lain. Mereka yang tidak dikenal Masyarakat, mereka berjuang jauh dari sorot kamera media apa pun, mereka tulus Ikhlas melakukan dengan dedikasi yang tinggi untuk kemanusiaan yang sejati.
Pahlawan yang sangat luar biasa adalah ibu kita. Aku lahir dari rahim ibunda almarhumah. Beliau meninggal ketika saya masih kelas 2 MTs naik ke kelas 3. Banyak inspirasi yang hingga saat ini terus membekas masa kecilnya.
Petuah dan kasih sayangnya menghunjam dalam dada hingga kini menjadi senjata bagi ku untuk jalani hidup agar lebih berarti. Saya dapat pendidikan langsung dengan praktik, mengikuti ibu ke mana acara pengajian, rapat, mengajar, ke pasar, di rumah, mencuci piring, mencuci baju dan bermain. Agar kelak saya bisa menjadi pahlawan bagi orang lain.
Pahlawanku adalah ibunda mertua almarhumah. Beliau mengajarkan makna kesabaran, makna mengalah bukan berarti kalah, makna kasih sayang yang tulus, beliaulah yang rela memberikan ridha atas buah hatinya saya sunting dan menjadi separuh jiwa dan ragaku. Beliaulah yang selalu menginspirasiku akan makna pengorbanan, makna cinta sejati, makna hidup dalam rumah tangga.
Makna berbagi yang sangat indah dalam kerukunan dalam rumah tangga. Beliau mengajarkan semangat kasih sayang kepada semuanya. Semoga Allah Swt menerima semua amal kebaikannya.