Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Julijanto

Dosen Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta

Di Tepi Waduk Gajah Mungkur

Diperbarui: 5 Januari 2024   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Bedol Desa WGM Wonogiri. Dokpri

Di Tepi Waduk Gajah Mungkur

oleh Muhammad Julijanto

Alhamdulillah di tepi Waduk Gajah Mungkur.


Aku tertusuk-tusuk angin, tembus ke pori-pori tubuhku, hanya kata syukur alhamdulillah Kuucap atas Anugerah nikmat ini.
Sungguh keagungan karuniaMU terasa nyata.


Gemercit burung bersahutan bertasbih dengan aneka kicauan.


Kupu-kupu berterbangan singgah di bunga-bunga Indah berwarna-warni menghisap sari putik untuk saling berbagi, kolaborasi, simbiosis mutualisme.


Itulah kehidupan mestinya saling tolong-menolong, yang lebih berbagi kepada yang sesama untuk menjadi kekuatan yang kokoh dalam arungi hidup ini.


Angin terus berhembus tiada henti berikan kesejukan hingga menjadi gelombang-gelombang kecil yang terhempas sampai di tepi waduk.


Sinar matahari sempurna menyinari dunia wujud cinta yang tak pilih kasih, cintanya untuk semesta.


Langit biru bertabur awan putih cerah memberikan motivasi semangat pagi pada semua makhluk di sekitarnya, optimis meraih impian harapan kita dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas semata mengharap ridho Allah SWT

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline