Anak Aset Bangsa Pewaris Peradaban
Oleh Muhammad Julijanto
Puji syukur atas segala nikmat dan anugerah yang Allah Swt berikan kepada kita, di mana pasca pandemi maupun masa longgar, kita masih bisa menjalankan ibadah dengan antusias, kita masih bisa menjalankan kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan sosial lainnya. Semoga nikmat tersebut dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, sang suriteladan agung, di mana ajarannya menjadi rujukan kita, Ajaran Islam sebagai pandu meraih kemuliaan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat kelak.
Sebagaimana ajarannya tentang bagaimana pendidikan dan menjalankan pendidikan akhlak moralitas dan integritas sumber daya manusia, akhlak menjadi landasan peradaban kehidupan kita.
Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari bagaimana kita menyiapkan sumber daya manusia yang tercerahkan lahir dan batinya, generasi pewaris kebaikan dan amal sholeh, generasi yang akan menjadi pemimpin umat di masa yang akan datang.
Tepat dengan momentum peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli, Hari Keluarga Nasional 2 Juli dan menyambut hari raya Idul Adha, di mana ada sosok panutan Nabiyullah Ismail As yang menjadi model anak sholeh yang selalu taat kepada orang tua dalam pengamalan nilai-nilai luhur yang diwahyukan Allah Swt ketika nabi Ibrahim As bermimpi untuk mengurbankan anak semata wayangnya, di mana sudah puluhan tahun dinanti kelahiran dan kedatatangannya, namun Allah Swt menitahkan untuk menyembelih ananda Ismail sebagai bukti kecintaan dan ketaatan kepada Allah Swt.
Namun ketika ujian keimanan dan ketaatan nabi Ibrahim dan Ismail dengan sami'na wa atha'na dilaksanakan seketika itu Allah Swt mengganti Ismail dengan Domba Gibas yang besar dan gempal sebagai kurbannya.
Sebagaimana firman Allah Swt Surat Ash Shaffat [37] ayat 102, 103, 104, 107:
"Maka ketika anak itu telah sampai (pada umur yang cukup untuk) berusaha bersama Ibrahim, berkatalah Ibrahim, "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu. Karena itu, pikirkanlah apa pendapatmu." Dia berkata, "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu itu. Kamu akan mendapatiku, Insya Allah, termasuk orang-orang yang sabar." (Ash Shaffat [37] ayat 102).