https://www.kompas.tv/nasional/561280/teknologi-ai-tidak-bisa-sepenuhnya-menggantikan-peran-jurnalis? ). Tentu betul, bahwa AI belum sepenuhnya menggantikan peran jurnalis di saat sekarang ini. Namun ada dampak buruknya yang sudah diakui oleh para jurnalis, termasuk juga para penulis dan apalagi media massa, seperti Kompas, Detik, Tempo, Republika, dan lain-lain.
Sebuah laporan Kompas.TV berjudul: "Teknologi AI Tidak Bisa Sepenuhnya Menggantikan Peran Jurnalis" (klik link ini:Dampak buruk yang sudah terlihat atau terasa adalah: konten yang dibuat manusia (jurnalis atau penulis) tidak lagi dilihat (disimak atau dinikmati) langsung dari link aslinya (misalnya laporan Kompas.TV itu), karena:
1. AI menyediakan konten itu di berbagai medianya (misalnya MSN).
2. Konten itu juga bisa disimak dalam bentuk rangkuman atau lengkap saat diminta oleh pengguna AI chatbot.
3. Tersedia di medsos (disebar oleh pengguna medsos lain yang mendapat rangkumannya dari AI chatbot).
Itu artinya konten yang dibuat oleh jurnalis atau penulis mengalami penurunan viewers, likes, comments, interactions, dan lain-lain.
Sebagai contohnya adalah: Berita Kompas.TV di atas saya dapatkan pertama kali dari MSN. Artinya saya tidak membacanya di situs Kompas.TV atau di akun medsos milik Kompas.TV, dan saya tidak mengklik link aslinya (di Kompas.TV). Itu artinya Kompas.TV kehilangan peluang untuk mendapat view, comment, like, interaction, dan lain-lain gara-gara AI.
Lihat gambar di atas, ada 800 juta konten yang disebar oleh MSN yang bukan diproduksi oleh MSN, namun oleh ribuan penulis, jurnalis, serta media massa. Jutaan konten ini "dirampok" (dicomot begitu saja) dan dipajang di MSN dan jutaan konten ini jauh lebih efektif menuju sasarannya (pembaca), karena memanfaatkan algorithm (AI) yang "maha" tahu tentang kecenderungan Anda atau minat Anda.
Jurnalis atau penulis, begitu juga media massa belum digantikan oleh AI saat ini, namun hidupnya dibuat megap-megap sekarang.
M. Jojo Rahardjo
Satu-satunya penulis yang sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H