Sejak pertama kali GPT (Generative Pre-Trained Transformer) diluncurkan oleh OpenAI beberapa tahun lalu, kebanyakan orang (masyarakat yang awam) hanya memanfaatkan berbagai AI tools untuk bikin artikel, karya fiksi, video, gambar, suara, atau lukisan yang tujuannya relatif sempit.
Akhirnya ada juga orang Indonesia yang tahu cara memanfaatkan AI yang berbasis LLM (Large Language Model) untuk tujuan yang lebih luas. Endang Aminudin Aziz, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memanfaatkan AI untuk penulisan atau dokumentasi dari 700 bahasa daerah di Indonesia.
Selamat untuk Endang Aminudin Aziz.
AI yang sudah dikembangkan bukan hanya berbasis LLM (Large Language Model) saja, tapi ada banyak AI model lainnya yang menghasilkan berbagai AI tools yang hebat, termasuk Multimodal AI models, seperti GPT-4o, atau Google Gemini, dll. yang menunggu untuk dimanfaatkan secara kreatif dan untuk tujuan yang lebih luas.
AI dan Emotion Regulation?
Sejak 2015 saya telah menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan mengkaitkan perkembangan neuroscience itu dengan perkembangan dari Artificial Intelligence. Misalnya 3 artikel berikut ini (klik judul artikel untuk membaca selengkapnya):
1. Nasib Pikiran Manusia di Era AI
2. Spiritualisme di Jaman AI Masih Ada?
3. Peringatan dari Masa Depan: The AI Dilemma
Juga ulasan video berikut ini: