Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Romo Menjadi Korban di Era AI?

Diperbarui: 12 April 2024   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: https://strategi.id

Romo Magnis Suseno beberapa hari lalu hadir di Sidang Sengketa Pilpres di MK. Beliau memberi kesaksian, bahwa Presiden telah bertindak seperti pencuri, karena membagi-bagi bansos tanpa mengikuti aturan yang ada. Namun sayangnya, kesaksian dari beberapa menteri mematahkan "tuduhan" Romo, karena Presiden ternyata membagikan dana operasional Presiden.

Mungkin terdengar janggal, bahwa Romo ternyata menggunakan informasi atau data yang salah mengenai Bansos. Mungkin karena usia yang sudah tidak muda lagi, Romo tidak hati-hati menelusuri informasi atau data seputar Bansos. Apakah Romo hanya mendengar omongan beberapa orang, misalnya dari pihak Capres 03, Ganjar Pranowo? 

Sayangnya, seperti pengguna medsos lainnya, pihak 03 ini nampaknya adalah bagian dari disinformation & misinformation yang mendominasi medsos (menurut riset isi medsos didominasi disinformation & misinformation sebesar 70%). Akademisi, intelektual, guru besar, profesor juga ikut terpapar omon-omon di medsos, langsung atau tidak langsung.

Lalu apa kaitan Romo Magnis dengan AI?

Semua medsos sudah dilengkapi dengan AI. Semua medsos lebih tahu diri Anda daripada Anda sendiri. Medsos (powered by AI) tahu warna kesukaan Anda atau tahu kecenderungan seksual Anda, dan lain-lain. Makanya medsos disebut sebagai tempat pertemuan atau interaksi pertama antara manusia dan AI (first ecounter). Medsos bahkan sebentar lagi bakal bisa membaca atau mendeteksi dengan gamblang emosi Anda. Saat itu pengguna medsos akan sangat rentan untuk dimanipulasi.

Kebanyakan orang tidak menyadari itu, bahwa AI sudah mulai beroperasi dan mulai mempengaruhi cara berpikir manusia, yaitu melalui medsos. Sekarang ini, setidaknya medsos memberi atau menyuapi Anda dengan informasi yang membuat Anda menjadi semakin aktif berinteraksi di medsos. 

Semakin Anda aktif berinteraksi, maka semakin untung para pemilik medsos. Padahal informasi yang tersaji dengan masif itu membuat Anda semakin tersesat di rimba medsos. Anda mengira, Anda lah yang menginginkan informasi itu, padahal Anda digiring oleh medsos untuk menginginkan informasi itu.

Apakah orang semacam Mark Zuckerberg tahu itu? Tahu banget! Gak penting dampak negatifnya baginya, karena orientasinya adalah profit yang sebesar-besarnya.

Hanya dengan "membiarkan" medsos dipenuhi oleh omon-omon (disinformation & misinformation), maka pemilik medsos akan semakin mendulang untung yg besar. Itu ada risetnya dan dibicarakan di seluruh dunia, namun Indonesia tidak membicarakannya.

PENUTUP

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline