Ini foto saya sekitar tahun 1989 di sebuah proyek penelitian, FAO, di gedung Manggala Wanabakti. Komputer jadul itu masih ada slot untuk diskette. Hardisk mungkin cuma beberapa ratus MB saja, belum GB atau TB, ya. Screen tidak touchscreen. Komputernya hang melulu, karena spesifikasinya kurang tinggi dibanding software-nya (sebutan untuk aplikasi di masa itu).
Lalu tahun 1995 setelah booming Internet di seluruh dunia, saya membaca prediksi Bill Gates tentang semua komputer akan terhubung dengan Internet setiap saat, sehingga semua aplikasi akan berada di cloud (cloud computing).
Ternyata hari ini komputer menjadi sangat kecil, hanya sebesar genggaman tangan Anda dan selalu ada bersama Anda, termasuk ke toilet atau untuk melakukan transaksi apapun. Sehingga mungkin sebentar lagi peran dompet akan menghilang. Bahkan sekarang sudah banyak yang memanfaatkan AI chatbot yang jauh lebih cepat dan lebih pintar untuk menggantikan search engine seperti Google saat mencari informasi atau data tertentu.
Bill Gates sejak tahun 2015 juga sudah terlibat dalam pengembangan AI menjadi AGI di perusahaan bernama OpenAI. Sejak itu Microsoft telah menggelontorkan 13 miliar dolar di OpenAI dan konon AGI baru saja "lahir" di OpenAI.
Tidak seperti teknologi yang pernah dihasilkan oleh umat manusia sebelumnya, kali ini teknologi AGI sangat berbeda. AGI boleh disebut alien atau sentient yang akan jauh lebih pintar daripada seluruh manusia yang pernah hidup di dunia ini dijadikan satu sekaligus.
AGI akan segera terus berkembang sendiri tanpa campur tangan manusia lagi. Sehingga banyak yang merasa terancam dengan lahirnya AGI ini, karena muncul pertanyaan: apakah AGI akan mempertahankan keberadaan manusia atau sebaliknya?
Umur peradaban manusia mungkin belum lebih dari 10.000 tahun. Para ahli masih harus memastikan soal ini melalui jejak arkeologis yang tertinggal. Peradaban tertua dengan jejak yang jelas disebut di Mesopotamia kira-kira 6.000 tahun lalu. Perkembangan peradaban itu tentu sangat lambat jika dibandingkan dengan saat pertama manusia (Homo Sapiens) muncul, yaitu sekitar 300.000 tahun lalu.
AGI akan mempercepat perkembangan peradaban manusia, karena banyak eksperimen ilmiah yang membutuhkan waktu puluhan atau ratusan tahun bisa dipangkas menjadi hanya dalam hitungan minggu atau hari saja. Itu termasuk eksperimen yang bisa menghasilkan teknologi baru dalam perjalanan antariksa yang akan mempermudah penjelajahan ke berbagai planet lain.
Namun itu mungkin belum spektakuler dibanding ini: rekayasa genetika yang bakal membuat manusia menjadi abadi, karena sel yang dimiliki tidak pernah mati. Atau bahkan transformasi manusia dengan wadah daging, tulang, darah, otak, dll. ke manusia digital atau AGI yang godlike.
Semua itu belum menjadi perhatian politisi Indonesia, karena belum pernah ada semacam hearing di Senayan untuk soal itu. Padahal entah di mana posisi Indonesia nanti jika mereka yang memiliki AGI itu ribuan kali lebih cerdas. Apakah Indonesia hanya akan terlihat sebagai sekumpulan hewan primata atau mamalia saja?