Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Bagaimana Akhir dari Sirkus Al-Zaytun?

Diperbarui: 6 September 2023   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Kompas.tv

Jika Anda melakukan riset kecil tentang berbagai kelompok yang memiliki kemiripan dengan Al-Zaytun di seluruh dunia, maka akan Anda dapatkan cukup banyak contoh. Beberapa di antaranya adalah: Children of God, Aum Shinrikyo, Heaven's Gate, The Peoples Temple (Jonestown), dan lain-lain. Tentu contoh-contoh itu tidak sepenuhnya mirip.

Dari berbagai contoh yang tersedia ada 1 contoh yang menonjol, karena beritanya meramaikan media di dunia sepanjang mungkin 4 tahun (1981-1985), yaitu kelompok Bhagwan Rajneesh di sebuah wilayah terpencil bernama Anthelope di Oregon, Amerika.

Akhir dari kelompok Rajneesh ini di Amerika cukup tragis yang didahului dengan berbagai skandal yang membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Kelompok ini mengklaim sebagai kelompok spiritualis, namun kelompok ini melakukan beberapa skandal yang kebalikannya, seperti skandal seks bebas, termasuk pada anak di bawah umur, berbagai pelanggaran hukum, penipuan, pemalsuan, kekerasan, hingga pembunuhan.

Apakah kelompok Rajneesh ini memiliki kemiripan dengan Al-Zaytun? Itu yang akan segera dibahas oleh artikel ini.

Pada Awalnya....

Kelompok Rajneesh ini sering disebut cult. Jika Anda mencari definisi cult, maka definisinya mirip dengan sect. Sect masih memiliki ciri dari agama besar yang ditirunya, sedangkan cult total mengklaim menolak mirip dengan agama apapun. Bhagwan Shri Rajneesh pendiri kelompok Rajneesh ini memang menolak disamakan dengan ajaran agama apapun. Mungkin sekali Rajneesh bertekad untuk membangun sebuah agama baru.

Sedangkan beberapa ciri lain dari cult & sect memiliki banyak kesamaan, seperti:

1. Tertutup atau menutup diri dari orang/pihak luar. Artinya ia tidak membuka ruang dialog atau diskusi dengan orang luar mengenai apa yang mereka yakini, namun mereka aktif mengkampanyekan ajaran mereka ke orang luar.
2. Mengembangkan & mempraktikan nilai atau norma atau ajaran yang berbeda dari mainstream, bahkan termasuk juga bertentangan dengan aturan/hukum yang berlaku.
3. Pemimpinnya dianggap karismatik atau hebat atau suci atau mengetahui segala-galanya, can do no wrong.
4. Pengikutnya dituntut untuk patuh secara buta hanya pada pucuk pimpinannya, atau orang yang ditunjuk oleh pucuk pimpinannya, bukan yang lain.
5. Mereka mengembangkan sikap diskriminatif pada orang di luar mereka, misalnya menyebut orang di luar mereka dengan sebutan kafir atau sebutan lainnya. Pada beberapa kasus, kelompok seperti ini juga melakukan persekusi, bahkan kekerasan, hingga pembunuhan pada orang lain.
6. Sebuah cult atau sect bisa disamakan dengan ideologi fasis, namun cult atau sect lebih tertutup dan skala ideologi fasis lebih besar atau mencakup sebuah bangsa.

Rajneesh yang lahir di tahun 1931 mendirikan Rajneesh Movement di tahun 1974 di Pune, India. Rajneesh yang juga philosophy professor itu, menyebut tujuannya adalah untuk membangun spiritual enlightenment and sexual liberation. Mungkin sexual liberation untuk lebih menarik banyak pengikut, dan nampaknya ia berhasil. Ashram (monastery atau pusat kegiatan spiritual) yang dibangun oleh Rajneesh itu memang diisi oleh aktivitas seks bebas, termasuk pada anak di bawah umur. Aktivitas seks pada anak-anak ini yang kemudian disebut beberapa orang sebagai pelanggaran hukum yang serius.

Aktivitas seks bebas itu digambarkan lebih detil di buku yang ditulis oleh salah satu pengurus Rajneesh Movement, Jane Stork, yang berjudul: "Breaking the Spell: My Life as a Rajneeshee and the Long Journey Back to Freedom". Sementara itu documentary yang dirilis oleh Netflix di tahun 2018 yang berjudul "Wild Wild Country" tidak memberi detil tentang aktivitas seks bebas itu. Kedua anak di bawah umur dari Jane Stork menjadi korban seks bebas di Rajneeshpuram dan itu sangat disesalinya di kemudian hari.

Rajneesh Movement di India tidak berjalan mulus, karena Rajneesh tidak bersedia mematuhi aturan dari otoritas India, seperti aturan soal pajak, sehingga ia terpaksa harus meninggalkan India. Apalagi Rajneesh Movement sudah semakin go international yang artinya: pengikutnya lebih banyak orang dari luar India, terutama westerners.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline