Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Cegah Lahirnya Hitler Baru di 2024

Diperbarui: 21 Agustus 2023   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Bridgeman Images 

Hitler, dan juga partai Nazi adalah anak yang baru lahir kemarin sore. Pengalamannya di politik belum panjang, apalagi di pemerintahan.

Tapi Hitler dan Nazi punya 1 modal besar yang tidak semua orang mampu memilikinya dan memikulnya, yaitu kemampuan untuk tidak merasa bersalah, menyesal, malu, ragu-ragu, takut, sedih pada kejahatan kemanusiaan apapun yang mereka lakukannya.

Mereka tanpa ragu memilih kambing hitam dengan menebarkan kebencian pada Yahudi di Jerman agar masyarakat bersatu mendukung Hitler & Nazi-nya. Mereka juga menebar kebencian pada Komunis di Jerman (yang pentolannya orang Yahudi). Dan tentu saja merekapun mengkambinghitamkan pemerintah saat itu atas berbagai kekurangannya, terutama perekonomian yang morat-marit.

Namun mungkin sekali mereka sulit untuk menjadi besar atau tidak akan mampu menuju puncak kekuasaan di Jerman, jika tidak ada faktor perekonomian yang morat-marit atau terjadinya resesi ekonomi sejak tahun 1929 yang parah. 

Mereka lalu berkoar-koar, bahwa mereka bisa mengembalikan Jerman menjadi besar kembali atau bagus kembali, padahal mereka tidak punya pengalaman mengelola negara sebelumnya. Tapi di tengah masyarakat, selalu ada banyak orang yang mau saja percaya, jika koar-koar itu diulang-ulang dan untuk waktu yang lama. Mereka menyebut diri mereka the chosen one, penyelamat bangsa, satria piningit, dll. julukan yang hebat dan mulia.

Setelah mendapat cukup suara untuk berada di pemerintahan Jerman (menang tipis sekali di pemilu 1933), maka pelahan mereka makin menunjukkan keasliannya, yaitu monster penumpah darah yang sebenarnya tidak peduli pada kesejahteraan masyarakat Jerman, kecuali peduli pada kekuasaan yang sebesar-besarnya melalui pembangunan angkatan perangnya dan polisi rahasianya. 

Demokrasi menjadi terlarang, berbicara bebas dilarang, berpikirpun diatur oleh Joseph Goebbels (menteri propaganda Nazi). Bahkan cara menghormat pada Hitler pun diatur oleh Goebbels.

Lalu sebagaimana kita ketahui setelah PD 2 berakhir, bangsa Jerman menanggung malu dan menanggung kerugian yang tiada tara. Kebesaran Nazi ini cuma seumur jagung sebenarnya, jika dihitung sejak 1939 ketika Nazi pertama kali mengobarkan PD 2 dengan menyerbu Polandia. 

Lalu di tahun 1943 sudah terlihat Nazi akan segera runtuh, namun Nazi tetap pada halusinasinya tentang kebesaran dirinya. Dunia kehilangan 50 juta nyawa, karena petualangan Hitler dan pentolan Nazi di Eropa. Belum lagi kerugian ekonomi dunia yang ditimbulkannya. Semoga tak terulang lagi di manapun.

Sekian dekade telah berlalu sejak tahun 1945, telah banyak saintis yang meneliti rezim penumpah darah itu. Satu persatu pentolan Nazi diamati masa kecilnya hingga saat mereka berkuasa di partai Nazi. Semakin banyak diteliti, semakin banyak yang terungkap yang sebelumya tidak dipahami soal apa yang diidap oleh Hitler dan mudah menular ke inner circle dari Hitler.

Satu hal yang menonjol dari mereka semua itu adalah adanya karakter sociopath, yaitu tidak memiliki empati (mampu melakukan kekejaman), tidak mampu membedakan konsep benar & salah, sangat lancar dalam berbohong, menipu, atau menebar fitnah, hoax, informasi sesat, tidak malu atau menyesal jika tertangkap basah melakukan kejahatan, serta merasa dirinya hebat, pintar, suci, mulia, pantas dipuja-puji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline