Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Toko Buku Tutup karena Minat Baca Menurun?

Diperbarui: 28 Mei 2023   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toko buku Gunung Agung menutup semua gerainya, karena minat membeli buku terus menurun, sementara biaya operasi toko tidak sebanding dengan penjualan. Demikian diberitakan di berbagai media.

Penutupan beberapa toko buku lain sudah terjadi sebelumnya, dan akan segera diikuti oleh toko buku legendaris lainnya, dan mungkin sekali juga akan diikuti oleh toko-toko lain yang sekarang banyak berada di berbagai mall yang terasa semakin sepi, kecuali diramaikan oleh restoran saja.

Apakah itu artinya minat membaca buku menurun?

Jaman sudah berubah, cara kita memperoleh ilmu pengetahuan tentu sudah jauh berbeda dengan masa 10 tahun lalu, apalagi beberapa dekade lalu sejak teknologi komputer dan teknologi informasi berkembang sangat pesat. Informasi apa saja menyebar dengan cepat melalui Internet yang muncul pertengahan tahun 90an. Bukupun ditransformasikan ke bentuk PDF (Portable Document Format) atau bentuk digital lainnya agar bisa lebih mudah, murah & cepat tersebar.

Sejak 1 dekade terakhir ini saya nyaris berhenti bersentuhan dengan buku, karena saya mulai mengandalkan ebook. Lebih mudah dan lebih cepat bagi saya untuk mendapatkan ebook daripada buku cetak. Jangan lupa harganya pun lebih murah.

Di ebook saya bisa menemukan kata apa yang paling sering disebut di ebook itu. Lalu saya juga bisa langsung menemukan bab apa yang membahas topik tertentu. Tentu saja cara membaca saya yang seperti itu bisa membuat saya "tersesat", namun tingkat "kesesatannya" bisa diturunkan dengan membaca pengantarnya dan juga membaca berbagai review yang tersedia dengan menggunakan beberapa search engine, Google, misalnya.

Sekarang cara membaca saya semakin "gila", karena sebelum membaca ebook, saya pasti akan menggali-gali beberapa hal yang berkaitan terlebih dahulu dengan menggunakan Microsoft Bing (yang sudah AI-powered), juga ChatGPT.

Jangan lupa juga ilmu pengetahuan atau informasi sekarang tidak disebarkan dalam bentuk teks (tulisan) semata, tapi perpaduan dari video, audio dan teks. Format itu biasa kita sebut dengan video saja. Ilmu pengetahuan atau informasi dalam bentuk video dengan mudah kita bisa dapatkan melalui berbagai platform media sosial.

Tutupnya toko buku Gunung Agung bukan persoalan buku semata, tetapi persoalan yang lebih besar lagi, yaitu beralihnya kegiatan jual-beli eceran dari toko real ke toko online. Toko buku Gunung bukan menjual buku semata, tetapi juga menjual berbagai kebutuhan kantor, sekolah, bisnis, dll. Berbagai kebutuhan itu sudah tersedia secara online sejak 1 dekade terakhir ini. Namun jangan lupa, sebenarnya: Gunung Agung, Gramedia, dan berbagai "toko buku" lainnya sudah lama sekali ada di online platform. Mereka bukan bangkrut, tetapi hanya berpindah alam.

Gelombang tutupnya toko buku Gunung Agung dan berbagai toko-toko lainnya mungkin juga bukan persoalan besar, karena para pekerjanya bisa beralih pekerjaan ke bidang pekerjaan lain yang justru muncul atau bertumbuhan karena berkembangnya teknologi yang baru. Misalnya menjadi retailer berbagai produk yang tersedia secara online.

Namun tutupnya toko buku Gunung Agung seharusnya menjadi peringatan, bahwa online shopping telah menyebabkan hilangnya beberapa lapangan pekerjaan dan akan terus begitu, karena popularitas online shopping akan terus melejit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline