Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Personal Development di Era AI

Diperbarui: 23 Juli 2023   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: https://techosolver.com/inflection-ai/

(Chatbot Terbaru dari Inflection AI)

Sebagaimana kita ketahui, chatbot yang AI-Powered sejak bulan November 2022 popularitasnya meroket karena munculnya ChatGPT. Setelah itu terjadilah lomba adu pintar berbagai chatbot.

 Namun yang mengejutkan: banyak pakar AI yang memperingatkan adanya ancaman dari berkembangnya AI yang dianggap terlalu cepat. Para pakar memperingatkan bahwa ancamannya belum dibahas antar pakar secara mendalam, meski benefitnya dianggap cukup banyak.

Salah satu ancaman yang utama adalah menurunnya kesehatan mental yang disebabkan antara lain: akan ada banyak pekerjaan dan profesi, atau posisi yang tergantikan oleh AI. Itu termasuk profesi yang menggunakan kreatifitas, hingga termasuk mereka yang menduduki posisi dalam pengambilan keputusan penting. Itu artinya bukan blue collar saja yang bakal tergantikan oleh AI, namun juga white collar juga. Artinya juga profesi konsultan bisa hilang begitu saja, bahkan juga para manajer.

Yang sangat gila adalah ilmuwan atau peneliti juga digantikan oleh AI. Orang bilang masih lama datangnya, tapi perkembangan AI sangat cepat sekali.

Penyebab lain dari menurunnya kesehatan mental adalah media sosial yang akan semakin dilengkapi dengan AI-Powered yang mampu menghilangkan "free will" (dalam tanda kutip). Lihat tulisan mengenai itu di sini (klik di sini).

Kesehatan mental memang sejak lama menjadi salah satu global issues, karena menjadi akar dari menurunnya produktivitas dan meningkatnya anggaran untuk kesehatan secara umum, seperti yang disebutkan oleh WHO. Angka kekerasan, atau angka kriminalitas juga termasuk yang meningkat. Tak terkecuali juga angka korupsi yang meningkat.

Menurunnya kesehatan mental erat berkaitan dengan meningkatnya angka sociopathy. Itu data yang kurang disadari banyak orang. Baca di sini (klik di sini)

Meski AI dikuatirkan dapat memberi dampak buruk seperti itu, namun sebaliknya, perkembangan AI ternyata juga memberi solusi yang menggembirakan. Nampaknya kesehatan mental malah justru menjadi lebih mudah untuk dibangun dengan memanfaatkan AI. Itu jika betul-betul ingin memanfaatkan AI untuk tujuan yang positif.

Sudah ada chatbot terbaru yang sedang dibangun untuk membantu memelihara kesehatan mental agar selalu dalam kondisi sehat. Bukan itu saja, chatbot ini malah nampaknya bisa menjamin fungsi otak agar selalu maksimal, sehingga semua potensi positif yang sudah Anda miliki bisa maksimal Anda gunakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline