Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Jokowi: Hentikan Perang! Mengapa?

Diperbarui: 28 Agustus 2023   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Kompas.com

Baru-baru ini dalam sidang G20 yang baru saja berakhir beberapa hari lalu, Jokowi menyampaikan kepada seluruh anggota G20 agar berupaya menghentikan perang. Perang menyulitkan bagi dunia untuk bergerak maju dan menyulitkan masa depan semuanya.

Tentu yang dimaksud oleh Jokowi dan seluruh anggota G20 adalah perang yang terjadi terutama di Ukraina. Sebagaimana kita tahu Ukraina di bulan Februari lalu diserang oleh Putin (Rusia).

 Di Indonesia sendiri, agresi Putin itu menimbulkan pro & kontra. Ada yang mendukung Putin dan ada juga yang mendukung NATO & Amerika. 

Mereka yang mendukung Putin berargumen, bahwa perlu menyeimbangkan dominasi NATO & Amerika, meski dengan mendukung Putin, maka mereka juga sedang mendukung seorang agresor. 

Namun mereka yang mendukung kemanusiaan tentu saja menginginkan perang segera berakhir, karena terlalu banyak argumen yang bisa diajukan. Apa saja argumennya?

Sejak ketegangan dunia yang sering disebut Cuban Missile Crisis di tahun 1962 (Amerika & Sovyet yang berlomba menempatkan rudal nuklir di beberapa tempat strategis), baru kali ini terjadi lagi ketegangan atau kecemasan akan terjadinya perang nuklir lagi (baca ini: Cuban Missile Crisis). 

Jika perang nuklir terjadi, kita tak perlu cemas soal terjadinya perang dunia ketiga, karena setiap orang bakal terlalu sibuk dengan setiap upaya untuk bertahan hidup masing-masing. 

Satu bom nuklir yang dijatuhkan di satu tempat atau di satu negeri akan berdampak kematian hingga ratusan kilometer, bahkan ribuan kilometer jauhnya di tempat lain atau di negeri lain (lihat di sini: What if We Nuke a City?).

Sejak berakhirnya Perang Dunia II (PD2) anggaran rata-rata pertahanan negara atau anggaran militer di tiap negara di dunia terus menurun dari di atas 10% dari GDP ke angka di bawah 2,5% saja. Di tahun 1960, anggaran militer masih di atas 6% dari GDP, namun di tahun 2020 hanya 2,5% saja (lihat gambar).

Gambar: World Bank

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline