Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Stres, Kebahagiaan, Produktivitas

Diperbarui: 17 Maret 2023   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Kompas.com


Untuk para gen-Xers dan para millennials, baca ini: Ada 1 skill penting yang harus mereka kuasai, jika ingin memiliki produktivitas yang tinggi atau mencapai prestasi tinggi di bidang apapun. Skill itu berkaitan dengan pengetahuan tentang stres yang menjelaskan bagaimana stres terjadi setiap hari dan bagaimana stres menurunkan produktivitas dan pencapaian dalam hidup. Bagi yang tidak tertarik untuk menjadi produktif atau memiliki pencapaian tinggi dalam hidup, stop membaca artikel ini.

Stres dengan berbagai tingkatan menghantam setiap orang setiap hari atau pada saat yang tidak diduga, namun kebanyakan orang mengabaikan dampak yang ditimbulkan oleh stres.

Gambar: https://www.pixypaper.com/

Meski artikel ini membahas tentang stres, namun akan juga otomatis menyinggung soal kebahagiaan. Mengapa?

Kebahagiaan terlalu rumit untuk dipahami kebanyakan orang, sehingga ada banyak definisi kebahagiaan yang tersedia. Coba saja Google soal kebahagiaan. Bahkan beberapa definisi yang ada berbunyi aneh atau lucu. Padahal sains dalam beberapa dekade terakhir telah menyediakan definisi baru dari kebahagiaan, yaitu kondisi positif pada otak yang menjadikannya berfungsi maksimal. Definisi ini tentu definisi baru yang lebih saintifik, meski terdengar tidak filosofis.

Tanpa kondisi positif di otak itu (definisi kebahagiaan yang baru) menjadi sulit bagi kita untuk produktif, atau mendapatkan pencapaian yang tinggi (prestasi) di berbagai bidang. Tanpa kondisi positif di otak itu juga membuat kondisi kesehatan tubuh menjadi menurun. Di saat otak dalam kondisi positif itulah kita merasa hidup kita berjalan dengan lancar, tanpa rasa cemas, marah, benci, takut, kesepian dan segala macam emosi negatif lainnya.

Sementara itu produktivitas sering dipahami sebagai sebuah hasil akhir dari pengembangan mindset dengan menguasai sejumlah strategi. Jika kita berusaha untuk mengubah mindset, maka kita akan bisa lebih produktif. Demikian yang biasa kita pahami mengenai produktivitas. Meski itu tidak salah, namun masyarakat sekaligus menganggap produktivitas adalah sebuah proses yang "mewah", yakni membutuhkan proses belajar atau latihan yang rumit dan mahal.

Membangun mindset, atau mempelajari strategi, atau proses mempelajari sesuatu yang baru, tentu membutuhkan otak yang berfungsi maksimal. Bahkan juga tubuh yang sehat. Padahal kita setiap hari bisa saja dihantam stres yang menurunkan fungsi otak kita dan menurunkan kesehatan tubuh kita. 

Inilah sebabnya skill untuk menghadapi stres menjadi penting.
 

Bagaimana Stres Merusak Otak

Dampak stres seharusnya menjadi topik yang harus lebih sering diperbincangkan, karena dampaknya yang cukup luas atau besar. Jika dampaknya bisa dipahami, maka cara menangani stres menjadi terlihat penting.

"Stress might lead to memory loss and brain shrinkage" (stres dapat merusak kemampuan menyimpan dan mengambil memori dan mengakibatkan penyusutan volume otak, yang artinya menurunnya fungsi otak), demikian disimpulkan dari sebuah study dari Dr. Sudha Seshadri, professor of neurology at UT Health San Antonio (lihat di sini: Stress might lead to memory loss and brain shrinkage, study says).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline