Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Mind-wandering di Jaman Digital

Diperbarui: 30 Oktober 2022   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: hproductivityguy.net

Sebuah riset di Harvard (klik ini: "Want to be happier? Stay in the moment | Matt Killingsworth") menemukan bahwa saat pikiran kita melakukan mind-wandering, ternyata kita dalam kondisi kurang bahagia. 

Sebaliknya mereka yang amat menyadari apapun yang ada di moment sekarang ternyata lebih bahagia, apapun yang sedang terjadi di sekitarnya atau apapun yang sedang dilakukannya.

Penelitian ini juga menemukan:
1. Mind-wandering menghasilkan kondisi kurang bahagia.
2. Saat mind-wandering, biasanya kita memikirkan hal-hal negatif.
3. Meski memikirkan hal-hal yang neutral (bukan yang negatif), ternyata juga "menghasilkan" kondisi kurang bahagia.
4. 47% saat kita terjaga ternyata kita melakukan mind-wandering.
5. Saat kurang bahagia, otak cenderung melakukan mind-wandering.

Riset ini awalnya untuk mencari sebab apa yang membuat orang memiliki kondisi bahagia. Dengan menggunakan sebuah aplikasi, riset ini mencatat perubahan happiness dari menit ke menit saat orang melakukan berbagai macam kegiatan. Juga dicatat apa yang dipikirkan atau apa yang melintas di pikiran saat orang melakukan kegiatan tertentu di waktu tertentu.

Mereka yang diteliti sangat bervariasi berdasarkan income, pendidikan, umur, dan status perkawinan, jenis profesi (ada 86 jenis profesi) dan penelitian mencakup 15.000 orang di 80 negeri di seluruh dunia.

Gambar: Matt Killingsworth

Mind-wandering atau Default Mode Network (DMN) terlihat di satu bagian tertentu di otak yang menjadi aktif saat kita dalam keadaan istirahat tak melakukan apapun. Bagian yang aktif ini akan menjadi tidak aktif saat kita melakukan sesuatu yang membutuhkan attention atau fokus.

Hans Berger yang menemukan electroencepphalogram di tahun 1929 menemukan bahwa otak ternyata selalu aktif, meski kita sedang beristirahat. Namun karena ia bukan seorang neuroscientist, maka temuannya itu diabaikan hingga beberapa dekade kemudian.

The Power of Now

Tentu kita sudah sering mendengar soal The Power of Now, misalnya yang disampaikan oleh Eckhart Tolle. The Power of Now adalah tentang memiliki happiness melalui kesadaran penuh tentang apa yang terjadi di momen sekarang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline