Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Citayam Fashion Week Spirits

Diperbarui: 14 September 2024   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Kompas.com

Sejumlah ABG dari wilayah Citayam, Depok menimbulkan kegemparan secara nasional beberapa minggu terakhir ini. Tentu saja ada beberapa sisi negatif yang dibuat oleh ABG Citayam yang melakukan kegiatan kumpul-kumpul di wilayah Dukuh Atas untuk melakukan fashion show jalanan ini, misalnya mereka membuat lalu-lintas terganggu, dan mereka merokok. Tentu solusi untuk itu mudah untuk dicari atau disediakan.

Namun saya mencatat ada beberapa spirit atau poin positif yang muncul dari kegiatan di Dukuh Atas ini. Spirit ini tentu saja perlu diperhatikan oleh pemerintah yang katanya ingin menumbuhkan SDM Unggul.

1. ABG ini datang dari tempat yang cukup jauh dengan transportasi umum yang murah dan nyaman. Jadi mereka mempromosikan transportasi umum. Oleh karena itu pemerintah harus menjaga pelayanan transportasi umum. Asal tahu saja, bahwa di sekitar Dukuh Atas terdapat lima layanan transportasi. Di antaranya Transjakarta, MRT, KRL di Stasiun Sudirman, kereta Bandara di Stasiun BNI City, dan LRT Jabodetabek.

Baca artikel CNN Indonesia "Pengunjung Citayam Fashion Week Ditegur: Pakai Transportasi Umum" (klik di sini).

2. ABG ini mempromosikan gaya berpakaian alternatif, yaitu barang murah tapi unik atau anti mainstream, meski mereka disebut norak oleh orang-orang kaya. Kebanyakan barang itu dibeli dari toko online, dan mereka tanpa ragu mengakui bahwa barang-barang yang mereka kenakan memang murah.

3. ABG ini tidak terpapar paham radikalisme dan menawarkan cara alternatif bagi ABG lain untuk tidak tertular paham radikalisme. Di Dukuh Atas mereka berkumpul tanpa membedakan agama, suku, bahkan juga orientasi seksual mereka.

4. ABG ini menghidupkan aktivitas pedagang kaki lima (makanan & minuman) di wilayah itu. Satu pedagang menyebut bisa mendapat omset 800 ribu per hari.

5. ABG ini tanpa sadar sedang memperingatkan pemerintah, bahwa mereka membutuhkan ruang dan dukungan pemerintah dalam berekspresi atau berkreativitas. 

Apakah ruang dan dukungan itu disediakan oleh pemerintah di tiap wilayah atau disediakan oleh pemerintah pusat? Mesti direnungkan, bahwa dunia sekarang cepat berubah dan drastis. Banyak futurists yang memperingatkan bahwa perubahan itu nyaris tidak bisa ditebak. 

Era industry revolution 4.0 membuat pendidikan formal atau pendidikan yang dulu menjadi andalan tak lagi memadai, karena tidak memberi kemampuan beradaptasi pada perubahan yang cepat dan drastis pada generasi sangat muda ini, termasuk juga generasi yang lebih tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline