Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

International Day of Happiness 20 Maret dan Thomas Jefferson

Diperbarui: 25 Maret 2023   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: https://www.youtube.com/watch?v=dAYCTGH6KnA

Jika kita melakukan pencarian dengan Google, maka kita akan menemukan terlalu banyak definisi dari kata happiness atau bahagia. Sejak lama sekali kata bahagia didefinisikan secara subyektif. Agamawan memiliki defisinya sendiri, begitu juga para filsuf, hingga olahragawan memiliki definisinya sendiri yang semuanya berbeda-beda.

Namun sejak beberapa dekade terakhir ini, muncul sebuah definisi baru untuk kata happiness itu, yaitu yang dibuat oleh para neuroscientists. Meski sederhana, namun definisi itu menyatukan semua definisi yang sudah ada menjadi satu definisi yang universal. Definisi baru dari happiness itu adalah: Sebuah kondisi di otak saat berfungsi maksimal. Kondisi ini menghasilkan dua perubahan positif yang signifikan:
1. Kemampuan kognitif dan kondisi mental yang lebih baik.
2. Kesehatan tubuh yang membaik, karena organ-organ penting berfungsi lebih baik.

Mengenai bagaimana cara sains memaksimalkan fungsi otak agar kita disebut memiliki happiness yang tinggi, saya sudah menulis banyak sekali artikel mengenai itu. Saya juga sudah menerbitkan puluhan video, bahkan saya menyelenggarakan diskusi online sejak tahun 2020 untuk membahas itu.

Namun artikel ini akan sedikit membahas kaitan antara happiness dan isi dari declaration of independence dari bangsa Amerika yang ditulis ratusan tahun lalu.

Thomas Jefferson yang menulis declaration of independence memuat kata-kata "pursuit of happiness" di dalamnya. Arti kata-kata itu menjadi perdebatan sepanjang ratusan tahun (sejak 1776). Baru beberapa dekade terakhir, kata-kata itu dimaknai dengan sebuah pemikiran yang penting. Dulu kata-kata itu disangka hanya kata-kata yang sekedar ada, atau sekedar pemanis semata.

Jefferson ini juga terkenal dengan nasehatnya untuk meredakan kemarahan. Siapa sangka nasehat Thomas Jefferson dulu tentang kemarahan berkaitan dengan "pursuit of happiness" dalam declaration of independence yang ditulisnya?

Begini nasehat Jefferson tentang kemarahan: Jika kamu marah, maka menghitunglah dari angka 1 hingga 10. Kalo kamu masih marah, hitung hingga 100. Baru beberapa dekade terakhir nasehat ini memiliki penjelasan ilmiahnya. Artinya nasehat Jefferson itu memang terbukti ampuh. Saat kita fokus pada hitungan kita, 1-10 (agar kita beralih fokus dari apa yang membuat kita marah), maka pelahan kontrol amygdala pada banyak bagian di otak diambil alih kembali oleh prefrontal cortex (PFC). Saat itu PFC kembali memiliki executive function-nya, maka fungsi otak kita disebut kembali normal. Semua negativity pun (marah) otomatis berkurang.

Definisi happiness yang baru itu cocok dengan kondisi otak saat PFC lebih dominan bekerja (di otak), bukan didominasi oleh amygdala. Itu adalah salah satu gambaran tentang bagaimana otak saat berfungsi lebih maksimal atau saat seperti itu kita disebut memiliki happiness.

Shawn Achor, Barbara Fredrickson, Martin Seligman, Loretta Breuning adalah beberapa di antara para neuroscientists yang mendefinisikan happiness seperti itu.

Definisi baru itu membuat kata-kata "pursuit of happiness" dalam declaration of independence menjadi sangat berkaitan dengan pemikiran penting di masa sekarang tentang potensi positif yang dimiliki manusia yang ternyata bisa dimaksimalkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline