Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Monkey Business di Era Crypto Currency

Diperbarui: 13 Maret 2022   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: www.idntimes.com

Sejak industri televisi meredup, masyarakat beralih ke layar elektronik baru, yaitu layar yang selalu dalam genggaman tangan mereka, yaitu layar smartphone. Tiba-tiba bintang-bintang yang sudah populer di layar kaca TV, semakin populer di layar smartphone. Satu video pendek (3-5 menit) tentang selebriti yang tak bisa memasak telor bisa ditonton puluhan juta orang. Tentu saja itu sebuah ladang baru bagi para selebriti.

Mereka ini sering disebut dengan sebutan YouTuber.

Tidak hanya para selebriti yang kecipratan peluang baru seperti itu. Para aktivis di bidang politik pun menggarap media baru ini. Mereka "berhenti" menulis artikel atau buku, sebagai gantinya mereka membuat video sekitar 10 menitan secara teratur. 

Itu diakui oleh Ade Armando di salah satu video terakhirnya di CokroTV, sebuah channel di YouTube yang naik daun. CokroTV yang menampung banyak aktivis ini sekarang sudah memiliki 1,7 juta subscribers. Ade cukup kaget, karena video yang dibuat beberapa aktivis ternyata diminati juga oleh netizen. Ternyata ada juga peminat video yang serius, tambah Ade.

Tentu perkembangan baik CokroTV itu dan beberapa pembicaranya membuat kita lega, karena berbagai video di Internet, ternyata juga diisi dengan perjuangan para aktivis yang ingin NKRI terus menjadi lebih baik.

==o==


Namun demikian ada yang membuat kita prihatin, karena di antara berbagai video itu ada cukup banyak video jenis lain yang isinya penyesatan masyarakat yang sangat serius. Salah satu jenis video penyesatan itu adalah video yang berisi konten penyebaran ideologi transnasional dari kelompok radikal agama. Selain konten radikal agama, ada juga konten yang akhir-akhir ini disebut sangat merugikan masyarakat.

Sebagaimana kita tahu beberapa tahun belakangan ini media ramai membahas beberapa orang yang menggembar-gemborkan kekayaannya melalui perdagangan online, salah satunya perdagangan crypto currency. 

Ada sejumlah nama, seperti Indra Kesuma, Doni Muhammad Taufik, Vincent Raditya, Erwin Laisuman, dan Kenneth William dan lain-lain yang sejak beberapa tahun terakhir membanjiri layar smarphone masyarakat dengan video-video mereka yang menggambarkan betapa mudahnya mereka memperoleh uang dan menjadi kaya-raya hanya dari perdagangan online.

Namun kemudian muncul beberapa orang yang mengaku menjadi korban dari orang-orang seperti Indra, Doni, dll itu. Mereka tergiur dengan apa yang disampaikan para anak-anak muda kaya mendadak itu dan kemudian ikut mempertaruhkan uangnya. Namun ternyata uangnya hilang, bahkan ada yang hilang mencapai 500 juta, bahkan lebih. Sementara itu Indra Kesuma, dan lain-lain masih terus menggelar video-videonya yang isinya bagaimana mereka masih terus bertambah kaya.

Sekarang orang-orang seperti Indra, Doni, dll sedang disidik polisi. Beberapa di antaranya sudah berada di luar negeri. Tak jelas, apakah mereka melarikan diri atau tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline