Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Hidup 100 Tahun Lebih di The Blue Zones

Diperbarui: 16 Oktober 2023   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Blue Zones

Ayah saya berusia 80 tahun saat wafat di tahun 2015. Lima tahun terakhir hidupnya ia bergantung pada bantuan orang lain untuk mengerjakan aktivitas sehari-hari. Sebelum periode 5 tahun terakhir, ia mungkin boleh disebut tidak produktif lagi, karena sering terganggu kesehatannya. Gambaran hidup di tahun-tahun terakhir ayah saya ini mungkin gambaran umum banyak orang di seluruh dunia.

Bagaimana dengan mereka yang hidup hingga lebih dari 100 tahun? Apakah mereka hidup dalam keadaan tidak produktif juga, atau bahkan dalam keadaan sakit-sakitan dan bergantung pada orang lain?

Ternyata di dunia ini ada 5 lokasi berbeda yang warganya banyak yang hidup berusia hingga 100 tahun lebih. Meski berusia hingga 100 tahun, namun mereka tidak mengalami apa yang saya sebut di atas. Mereka tetap produktif di usia 100 tahun, bahkan masih terus melakukan aktivitas seksual bersama pasangannya. Juga sedikit dari mereka yang memiliki dimentia atau alzheimer. Demikian juga penyakit lain yang umum diderita mereka yang sudah berusia lanjut.

Di mana orang-orang berusia panjang ini berada? Ada berapakah jumlah mereka totalnya di seluruh dunia? Apa rahasia mereka? Adakah peran spiritualisme?

Tulisan ini tentang buku yang berjudul "The Blue Zones" yang ditulis oleh Dan Buettner yang bekerja untuk National Geographic. Ia melakukan riset bertahun-tahun di 5 lokasi berbeda di dunia yang kemudian disebut dengan The Blue Zones (menjadi judul bukunya). Mereka mencari lokasi kumpulan orang-orang yang usianya panjang hingga 100 tahun di seluruh dunia yang sering disebut dengan sebutan centenarians. 

  • Judul Buku: The Blue Zones
  • Tahun: October, 2010
  • Tebal: 320 halaman
  • Penulis: Dan Buettner
  • Penerbit: National Geographic

Buku ini masuk dalam daftar buku terlaris New York Times. Usia yang panjang sekarang menjadi kajian yang populer. Banyak ahli menyebut usia manusia untuk hidup cenderung bertambah panjang dari tahun ke tahun. Ini tentu tak mengherankan karena, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyempurnakan kesehatan tubuh.

Buettner, penulis buku ini adalah seorang jurnalis yang pernah bersepeda dari Alaska ke Argentina. Ia memang tertarik pada kajian soal kesehatan, kebahagiaan, dan usia panjang sejak lama sekali. Pekerjaan utama Buettner dalam menyusun buku ini tentu melibatkan banyak orang dan peran dari mereka yang bekerja di administrasi pemerintahan setempat. Ketika seseorang mengaku atau disebut berusia 100 tahun, tentu harus dicari bukti-bukti tertulisnya atau yang mendukungnya. Pekerjaan ini mungkin termasuk banyak yang memakan waktu dari riset Buettner.

Pekerjaan utama selanjutnya adalah hidup bersama para centenarians ini untuk "mengintip" apa yang yang mereka lakukan sehari-hari sejak mereka bangun di pagi hari hingga kembali tidur di malam hari. Interview yang panjang juga dilakukan untuk memahami masa lalu mereka, dan cara berpikir mereka, apakah memiliki perbedaan dengan mereka yang berada di lokasi berbeda dan tidak berusia panjang. Interview juga dilakukan kepada mereka yang hidup bersama para centenarians ini.

Mungkin banyak dari kita yang berkeyakinan tak perlu berusia panjang. Yang penting kita bisa menjalani hidup yang berkualitas. Ngapain berusia panjang, jika sakit-sakitan atau penuh perbuatan dosa atau hidup tanpa kualitas.

Mungkin buku The Blue Zones akan memberi perspektif berbeda bagi mereka yang merasa tidak perlu berusia panjang. Buku ini mengungkap hidup centenarians yang panjang, namun tetap berkualitas, produktif, tak sakit-sakitan, hingga tahun-tahun terakhir hidup mereka.

Ciri yang paling menonjol dari hidup mereka adalah mereka selalu bersama dengan keluarga atau orang-orang di lingkungan mereka. Artinya centenarians adalah contoh paling bagus untuk menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Centenarians menjadi lebih sehat dan menjadi orang yang lebih baik, karena mereka lebih sering berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi sosial juga yang membuat tubuh mereka menjadi lebih aktif bergerak, cenderung pada altruism (kebajikan), dan banyak bersyukur atau memiliki pandangan yang selalu positif pada diri mereka sendiri atau apa pun di sekitar mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline