Amigdala adalah reptilian brain yg tertinggal di otak manusia setelah middle brain dan upper brain berkembang. Amigdala pada reptil berfungsi untuk memilih 2 tindakan saja pada sebuah situasi, yaitu fight atau flight. Pada otak manusia, sebuah situasi akan diolah terlebih dahulu di upper brain, sehingga bisa menentukan tindakan yg lebih tepat dibanding fight atau flight saja.
Tumor di otak bisa menjadi penyebab amigdala membajak kerja seluruh bagian otak. Pembantai di Texas beberapa puluh tahun lalu yang menewaskan 16 orang disebut oleh para ahli memiliki tumor otak yg mempengaruhi amigdalanya, dan lalu menimbulkan kecemasan dan agresi yg mengerikan.
Charles Whitman di tahun 1966 yang disebut Texas Tower Sniper, membunuh istri dan ibunya di rumahnya dengan pisau, lalu ia pergi ke kampus University of Texas di Austin. Di sana ia membunuh total 14 orang hanya dalam kurang dari 2 jam saja dengan berbagai jenis senjata api dan melukai 31 orang. Ia akhirnya mati ditembak polisi. Dalam tulisan yang ditulisnya untuk menjelaskan aksi mengerikannya itu, ia menyebut mengalami gangguan di kepalanya yang membuatnya sakit kepala, stres dan depresi dalam beberapa bulan terakhir.
Selain tumor, nampaknya amigdala bisa menjadi aktif jika upper brain kurang digunakan semestinya. Informasi negatif yg dijejalkan ke otak bisa membuat otak berada dalam kondisi yg negatif, sehingga amigdala mudah membajak upper brain. Program cuci otak bagi "pengantin" (calon teroris) yang akan melakukan serangan teror bunuh diri di beberapa tempat di dunia pada beberapa tahun belakangan ini adalah program menjejalkan informasi negatif ke dalam otak agar otak berada dalam kondisi negatif.
Shawn Achor, Martin Seligman dan neuroscientists lainnya menjelaskan otak yg berada dalam keadaan positif (kebalikan dari kondisi negatif) seperti ini: Lebih cerdas, kreatif, inovatif, solutif, produktif, tidak mudah cemas, tak mudah stres atau depresi, tidak cenderung pada agresi dan bahkan lebih cenderung pada altruism atau kebajikan.
***
Stephen Paddock membantai 60 orang di Las Vegas dan melukai 867 orang lebih pada 1 Oktober 2017. Motif orang ini masih misterius. Sayangnya otaknya rusak karena peluru yang ia tembakkan sendiri untuk bunuh diri. Mungkinkah ia memiliki tumor di otak? Atau mungkinkah otaknya telah dijejali informasi negatif belakangan ini?
Stephen Paddock menurut beberapa media disebut tak memiliki ciri seorang psikopat. Ia memang seorang penjudi dan kurang banyak bergaul dengan banyak orang. Namun beberapa tahun terakhir sebelum ia melakukan serangan mengerikan dengan beberapa senjata otomatis dari kamar hotelnya di lantai 32 di Las Vegas, ia disebut menemui beberapa dokter untuk keluhan stres atau depresi. Sebagaimana kita ketahui stres atau depresi yang berkepanjangan bisa merusak otak yang pada akhirnya mendorong orang pada aksi agresi atau kekerasan yang mengerikan.
Apa yang menyebabkan Stephen Paddock stres atau depresi? Tentu berbagai persoalan hidup bisa membuatnya stres atau depresi, namun beberapa tumor otak atau penyakit lain di otak juga bisa menumbuhkan stres atau depresi.
***
APA ITU POSITIVITY?