LSI Denny JA merilis siaran pers kemarin 5 Juni, mengenai 6 strategi untuk menjalani hidup di era new normal. Strategi ini dikeluarkan dengan mempertimbangkan beberapa hal penting, terutama soal ekonomi yang mandeg, karena PSBB, dan juga karena vaksin atau obat untuk COVID-19 yang diperkirakan masih lama lagi akan tersedia. Diperkirakan bisa tengah tahun depan atau malah lebih lama lagi dari itu.
Dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat, aktivitas ekonomi harus kembali berjalan, agar masyarakat bisa memiliki penghasilan lagi, dan perekonomian negara kembali pulih. Juga stres atau depresi karena harus terus tinggal di rumah bisa dikurangi.
Enam strategi yang disampaikan LSI Denny JA mungkin tak asing lagi bagi yang sering membaca perkembangan penanganan COVID-19 di beberapa negara lain. Beberapa negara seperti Jepang, Cina, Swedia sudah menerapkan new normal.
Salah satu strategi yang didorong oleh LSI Denny JA (strategi ketiga) adalah mendorong peran para pemuka agama untuk mengedukasi masyarakat agar secara ketat menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Mereka yang akrab dengan situasi bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami atau tanah longsor) memiliki pengalaman yang baik dengan peran pemuka agama. Masyarakat pada situasi bencana lebih mengikuti apa yang disampaikan oleh pemuka agama. Jika masyarakat diminta oleh pemuka agama untuk tidak kembali ke wilayah bencana, maka masyarakat akan lebih cenderung menurut.
Namun, kita sekarang sedang menghadapi bencana virus global. Itu berbeda. Barangkali ini akan menjadi strategi yang berat untuk dilaksanakan, mengingat untuk kasus bencana virus global ini, ada teori konspirasi yang menyesatkan beredar luas di masyarakat melalui media sosial. Tidak sedikit pemuka agama yang berperan menyebarkan teori konsipirasi ini. Mardigu Wowiek (bukan pemuka agama) adalah salah satu yang termasuk ikut menyebarkan teori konsipirasi ini.
Strategi Kelima: Memperkuat Imunitas
Ada satu strategi yang nampaknya selama ini Pemerintah terlihat kendor mendorongnya, yaitu strategi kelima dari LSI Denny JA untuk memperkuat imunitas (immune system atau sistem kekebalan tubuh) masyarakat. Bahkan mungkin upaya mendorong imunitas masyarakat boleh dibilang "terlupakan".