Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Meditasi untuk Mereka yang Terkena Kanker

Diperbarui: 2 Mei 2021   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi meditasi (DragonImages)

Mereka yang melakukan meditasi lebih banyak karena alasan untuk membuat jiwa lebih tenang, kalem atau rilek, juga untuk menjaga kesehatan. Ada juga yang menginginkan lebih memiliki kedamaian bersama orang lain.

Praktek meditasi sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu di berbagai tempat dan di berbagai kebudayaan di seluruh dunia. Masih misteri siapa yang pertama kali mengajarkan meditasi di permukaan bumi ini.

Berbagai riset neuroscience sepanjang 2 dekade terakhir menunjukkan meditasi juga dapat membuat pikiran menjadi lebih tajam, kemampuan menyimpan dan mengambil memori menjadi lebih baik. Tak ketinggalan mereka yang melakukan meditasi lebih cenderung pada perdamaian.

Meditasi memang dipraktekkan oleh beberapa agama, namun meditasi yang didefinisikan oleh neuroscience bukan praktek keagamaan. 

Neuroscience bahkan bisa menjelaskan apa yang terjadi di otak saat orang melakukan meditasi. Berkat berbagai penelitian neuroscience semua orang bisa melakukan meditasi kapan saja dan di mana saja.

Beberapa Macam Meditasi

Ada banyak macam meditasi. Kebanyakan adalah melakukan diam tak bergerak dan tak bersuara. Tapi ada juga yang dilakukan dengan gerakan, seperti Tai Chi, Chi Gong dan lain-lain.

Meditasi kadang disebut mengosongkan atau menghentikan pikiran. Namun neuroscience mendefinisikan meditasi adalah kegiatan untuk menyadari apa yang sedang dikerjakan oleh pikiran kita atau mengamati pikiran kita sedang sibuk dengan apa (memikirkan apa). 

Neuroscience telah menganjurkan cara meditasi yang paling efektif, yaitu hanya dengan memperhatikan tarikan nafas masuk dan keluar. Kegiatan itu membuat pikiran menjadi lebih tenang (tidak sibuk dengan hal-hal lain yang beraneka).

Gambar: psychologytoday.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline