Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Teror Mumbai dan Sri Lanka Bisa Dicegah?

Diperbarui: 29 April 2019   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: faktualnews.co 

Jika Teroris Gagal dalam Pemilu, Mereka Akan Menggunakan Teror

Beberapa hari sebelum Pilpres saya menyaksikan film Hotel Mumbai yg diangkat dari kisah sebenarnya di tahun 2008. Saya tersengat. Cobalah Googling tentang kejadian teror Mumbai sebelum menyaksikan film ini.

Apa yg menyengat dari film ini? Sekelompok anak muda menyerang orang-orang tak berdosa di beberapa lokasi di Mumbai. Mereka berumur 20 tahunan, dan telah dilatih untuk menggunakan senjata otomatis dan granat dan peledak lainnya. Tanpa ragu dan tanpa belas kasihan mereka membantai siapa saja yg bukan muslim, terutama mereka yang bertampang bule.

Saya tersengat oleh beberapa hal di film ini:

1. Anak-anak muda ini hanya bagian kecil dari anak-anak muda lain di seluruh dunia yg dengan mudahnya dicuci otaknya untuk menjadi teroris. Kejadian teror ini terjadi sepanjang tahun di berbagai tempat di seluruh dunia. Berkat kemajuan teknologi informasi, berita tentang aksi teroris ini mudah kita peroleh sekarang.

2. Begitu mudah mencetak teroris tak berbelas-kasihan ini. Umumnya mereka yang dijadikan martir atau teroris adalah mereka yang berusia muda. Sementara yang tua menjadi operator atau bertindak sebagai penceramah atau pencuci otak atau bertindak sebagai penghasut.

3. Apa sesuatu yg dijejalkan ke dalam kepala mereka? Apa yang paling ampuh untuk membuat mereka bersedia mati? Apakah nasionalisme? Surga yang dipenuhi bidadari?

4. Saya membayangkan: tentu saya atau orang-orang yg saya kenal bisa menjadi korban mereka? Teroris sudah beberapa kali beraksi di Indonesia sejak awal tahun 2000an di beberapa kota besar. Korbannya juga tak sedikit.

5. Teroris di Mumbai itu berasal dari Pakistan. Penyelidikan menyebutkan pemerintah Pakistan dianggap tidak kooperatif dan telah membiarkan kelompok teroris tumbuh dan bergerak.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline