Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

6 Emotional Styles Menurut Richard J. Davidson

Diperbarui: 24 November 2015   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Photo: Fundamentals of Neuroscience"][/caption] 

Jika suatu pagi kita bertengkar dengan pasangan kita, maka pikiran sebagian besar dari kita, akan terus dibayangi oleh pertengkaran itu. Pertengkaran itu mempengaruhi mood dan perilaku kita berjam-jam setelahnya, bahkan mungkin sepanjang hari.

Ada banyak cara yang ditawarkan oleh positive psychology untuk mengurangi efek dari negative emotions yang dihasilkan oleh pertengkaran pagi itu. Salah satu yang ditawarkan oleh Richard J. Davidson adalah meditasi.

Davidson adalah seorang pakar di bidang neuroscience dan positive psychology yang sudah 40 tahun meneliti otak manusia dan kaitannya dengan emotions. Meditasi yang dilakukan oleh  buddhist monks juga termasuk aktivitas yang diteliti oleh Richard J. Davidson untuk memahami perubahan di otak yang dihasilkan oleh meditasi.

Menurut Davidson, setiap orang memiliki emotional sytle masing-masing. Ada 6 emotional styles yang berbeda, sehingga ada orang yang mudah sekali kembali pulih dari tekanan atau depresi, sementara yang lain butuh waktu berminggu-minggu. Ada anak kecil yang mudah sekali memahami orang lain, sementara yang lainnya gagal memahami gejala-gejala sosial. 

Di bawah ini adalah hasil penelitian Davidson terhadap bagian-bagian otak yang membentuk 6 emotional styles dan lalu membentuk personality setiap orang. 

  1. Resilience.

Berapa lama anda butuh waktu untuk kembali pulih dari sebuah peristiwa buruk. Resilience ditentukan oleh terkoordinasinya dua bagian otak, yaitu prefrontal cortex dan the amygdala.

  1. Outlook.

Berapa lama anda mampu mempertahankan positive emotionsOutlook ditentukan oleh aktivitas yang berada di ventral striatum.

  1. Social Intuition.

Seberapa mahir anda dalam menangkap gejala sosial dari orang lain. Social Intuition dibentuk oleh koordinasi antara the amygdala dan fusiform regions.

  1. Self Awareness.

Seberapa baik anda mampu menafsirkan setiap sensasi yang terjadi pada tubuh yang menjadi satu bentuk emosi. Self Awareness ditentukan oleh kemampuan the insula dalam menafsirkan sinyal dari tubuh dan organ.

  1. Sensitivity to Context.

Bagaimana anda mengatur bereaksi secara emotional bergantung pada konteks yang anda terima. Sensitivity to Context ini diatur oleh aktivitas yang terjadi di hippocampus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline