Lihat ke Halaman Asli

"Rumah Polonia", Riwayatnya Dulu

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika mendengar, deklarasi capres-wacapres Prabowo-Hatta Rajasa dilakukan di “Rumah Polonia”, saya tanya-tanya dalam hati, gedung manakah yang dimaksud. Setahu saya, gedung paling historis di Polonia itu adalah bekas tempat kediaman orang Polandia yang dulu jadi pemilik tanah di sana. Kemudian pernah ditinggali oleh Moedjono, Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pembangunan III (1978-1981). Penghuninya yang sekarang adalah Agung Laksono. Di gedung itukah deklarasi dilakukan?

Baru di Kompas harini, 20/5, saya tahu, gedung manakah gerangan yang dimaksud dengan “Rumah Polonia”. Tulis Kompas, “Rumah yang disebut-sebut milik Ketua Majelis Dzikir SBY Nurussalam Harris Thahir itu pernah ditinggali presiden pertama RI, Soekarno. “Tempat deklarasi ini dulunya rumah Bung Karno,” kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo, sehari sebelum deklarasi.

Dradjad menjelaskan, Rumah Polonia punya nilai sejarah. Alasannya, rumah tersebut pernah menjadi bagian dari kehidupan, semangat dan jiwa perjuangan Soekarno. Rumah yang berada tepat di seberang Taman Cornel Simanjuntak itu dibeli Soekarno pada 1960.

Kini, Rumah Polonia dihuni beberapa santri yang tengah belajar menghafal Al Quran. Para santri tinggal di kamar-kamar yang berada di dekat surau. “Rumah Polonia ini merupakan simbol perpaduan nasionalisme dan Islam yang sangat bermakna dan bernilai sejarah,” tambah Dradjad.”

Sebagai orang yang pernah tinggal di Polonia dan mengenal gedung itu, saya terpana dengan pemerian Dradjad tentang nilai historis Rumah Polonia, karena “rumah tersebut pernah menjadi bagian dari kehidupan, semangat dan jiwa perjuangan Soekarno”. Sungguh agung!

Tetapi bagaimana jalannya, maka Soekarno bisa terpaut dengan Rumah Polonia itu? Tidak bisa tidak, ini ada hubungannya dengan sebuah nama : Yurike Sanger, salah seorang isteri Soekarno (yang keberapa, saya tidak tahu).

Rumah Polonia itu sendiri merupakan gedung tua peninggalan jaman Belanda. Mungkin merupakan inventaris dari BPM, Bataafsche Petroleum Maatschappaij, perusahaan minyak Belanda yang kemudian diambil alih pemerintah Indonesia, menjadi cikalbakal Pertamina. (Di Polonia banyak sekali gedung-gedung inventaris BPM ini).

Gedung itu berdiri di lahan yang cukup luas. Dilengkapi dengan lapangan tenis di bagian belakangnya (yang berbatasan langsung dengan kampung Kebon Nanas. Di samping pagar tembok samping, ada gang kecil yang bisa dilewati warga kalau hendak ke Taman Cornel Simanjuntak). Sedari dulu, gedung itu terkesan tertutup. Pagar tembok depan tinggi. Pintu gerbang selalu tertutup.

Dikatakan, Rumah Polonia dibeli oleh Soekarno pada tahun 1960. Apakah betul begitu? Bukankah Soekarno terkenal sebagai presiden yang miskin, tidak meninggalkan apa-apa ketika meninggal? Yang benar, mungkin, ada pihak yang membelikannya untuk Soekarno atau untuk dipakai oleh Soekarno.

Saya juga sukar mencerna, kalau gedung itu dikaitkan dengan “semangat dan jiwa perjuangan Soekarno”. Mohon maaf, saya berburuk sangka, keterkaitan Soekarno dengan gedung itu hanyalah karena di situ ada Yurike Sanger. Tidak lebih dan tidak kurang.

Keberadaan Yurike Sanger itu sudah menjadi rahasia umum. Secara rutin, Soekarno memang mendatanginya. Selalu dalam penyamaran. Menurut kata orang, beliau sering menggunakan VW kodok.

Menurut hemat saya, pemerian Dradjad Wibowo tentang Rumah Polonia itu agak dilebih-lebihkan. Secara kurang ajar, saya sendiri berpendapat, rumah itu hanyalah tempat Soekarno menyenang-nyenangkan diri belaka. Dan saya menjadi sedih bukan kepalang, ketika membaca pemerian ini “Rumah Polonia ini merupakan simbol perpaduan nasionalisme dan Islam yang sangat bermakna dan bernilai sejarah.”

Allahua’lam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline