Lihat ke Halaman Asli

Manfaat Kunjungan Raja Salman

Diperbarui: 4 Maret 2017   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setidaknya ada 5 manfaat yang diperoleh Indonesia dari  kunjungan Raja Salman. Yang pertama adalah disepakatinya kerjasama ekonomi dan sosial Indonesia dan Arab  Saudi senilai Rp 93 Triliun. Kerjasama itu dituangkan dalam 11 MOU,  yang ditandatangj oleh para menteri terkait. Dengan kerjasama ekonomi tersebut, ranking investasi  Arab Saudi di Indonesia meningkat dari nomor  57 menjadi nomor 10.   Suatu peningkatan yang luar biasa. Akibatnya China menjadi ketar ketir. Begitu pula dengan Amerika Serikat.

Kedua, Raja Salman memberikan “uswatun hasanah” tentang Islam yang ramah  yang “rahmatan lili’alamin”. Raja Salman bersalaman dengan Ahok  selaku Gubernur Jakarta yang oleh  oamas-ormas Islam dan  tokoh Islam  garis keras dituduh menghina agama Islam. Raja Salman membawa sejumlah pengeran puteri yang berpakaian tidak berjilbab, karena meyakini berjilbab itu hukumnya mubah bukan wajib.  Raja Salman tidak membuka sepatunya sewaktu berkunjung  ke masjid Istiqlal karena memang ada hadistnya yang membolehkan para musyafir tidak melepas sepatu.  Sedang di seluruh masjid di Indinesia ada “batas suci” yang tidak boleh dilalui oleh yang memakai sandal dan sepatu.  Raja Salman berpidato tentang  Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian  dihadapan para tokoh lintas agama.

Ketiga, kunjungan Raja Salman ke Indonesia yang membawa rombongan besar, 1500 orang  membawa berkah sendiri bagi sejumlah perusahaan. Hotel-hotel berbintang lima di Jakarta dan Denpasar memperoleh rezeki yang tidak sedikit. Begitu juga perusahaan sewaan mobil Blue Bird mendapatkan order 600 mobil mewah sekelas mercy, yang akan digunakan untuk wira-wiri para anggota rombongan. Tentu mereka membeli cideramata di Jakarta dan Bali. Begitu pula para pengusaha restoran, kebagian rezeki yang tidak sedikit.

Keempat, ideologi Wahabi garis keras,  yang doktrin utamanya “takfiri”, di bawah Raja Salman kelihatannya tidak laku lagi. Raja Salman menginginkan Islam yang damai, Islam yang “rahmatan lil alimin”. Maka Habib Rizieq Imam Besar FPI tidak diterima untuk bertemu dengan Raja Salman, karena kerjaannya dan mulutnya penuh dengan api me bencian kepada orang-orang yang dia hakimi sendiri sebagai penista agama. Pada hal ada latar belakang politis yang dia mainkan agar  Ahok tersingkir dari jabatan gubernur Jakarta.

Kelima, kunjungan Raja Salman ke Indonesia dengan rombongan terbesar dalam sejarah, adalah kemenangan Presiden Jokowi. Ia membuktikan dirnya sebagai politisi ulung, wirausawan dan juga seorang negarawan. Ia menampilkan dirinya sebagai kepala Negara yang sederhana. Makanya Presiden Jokowi ikhlas menyambut kedatangan Raja Salman dan mengantarkan ke Istana Bogor meski hujan gerimis. Ia memfasilitasi setiap kegiatan pertemuan Raja. Bahkan Presiden Jokowi  menjadi “MC” pada acara pertemuan Raja dengan tokoh-tokoh lintas agama. Tapi hasilnya luar biasa, Rp 93 Triliun untuk kerjasasama di bidang ekonomi dan sosial.

Sekian dulu, salam Kompasiana

M. Jaya Nasti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline