Lihat ke Halaman Asli

Mendengarkan Khotbah Jumat tentang Penghinaan Agama

Diperbarui: 4 November 2016   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jumat, 4 November 2016. Saya shalat Jumat di Mesjid Amaliyah, Ciawi  Bogor.  Ternyata umat yang ikut jumatan tidak berkurang, masih seperti jumat lainnya. Artinya umat Islam  dari Ciawi yang ikut demo ke Jakarta tidak banyak.

Dalam khotbahnya, Khatib mengupas masalah penghinaan terhadap agama Islam secara positif. Ia menjelaskan bahwa penghinaan terhadap al-Quran haruslah ditanggapi dengan kembali kepada al-Quran. Tidak ada gunanya kita demo besar-besaran karena meyakini al-Quran sudah direndahkan, sementar kita sendiri tidak bisa membaca al-Quran apalagi memahami maknanya. Oleh sebab itu, Khatib menyerukan agar selaku umat Islam kita harus senantiasa berada dalam naungan al-Quran. Untuk itu, kita harus mempelajari al-Quran sehingga mampu membacanya, dan berujung pada kemampuan memahami makna yang dikandungnya. 

Selanjutnya, khatib menjelaskan bahwa orang-orang yang bernaung di bawah al-Quran akan menunjukkan setidaknya ada 3 perilaku. Pertama, mereka adalah orang-orang yang membentengi dirinya untuk selalu berada di jalan yang benar. Ia memiliki kemampuan untuk menghindarkan dirinya dari segala bentuk perbuatan yang tergolong munkar, dan perbuatan nista yang termasuk dalam perbuatan fakhsya’. Ia menjaga dirinya dari perbuatan yang tergolong haram, perbuatan memperturutkan hawa nafsu, perbuatan memperkaya diri dengan cara-cara yang merugikan Negara dan orang banyak, seperti korupsi, suap dan pungli.

Kedua, mereka adalah orang-orang yang selalu menjalani kehidupan secara benar. Ia mencari nafkah secara benar, dengan jujur, tidak merugikan orang lain. Ia berlaku adil antar sesama makhluk Tuhan.  Ia meyakini bahwa Tuhan akan menolongnya pada saat berada dalam kesusahan. Tuhan akan memberikan solusi, sebagaimana firmannya, siapa yang bertaqwa kepada Allah,  maka Allah akan memberikan jalan keluat kepadanya (mana kala menghadapi kesulitan) dan akan memberikan rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka.

Ketiga, adalah mereka-mereka yang menjalani kehidupan secara bersih. Hartanya bersih dari hasil perbuatan korupsi, suap dan pungli. Orang Islam yang bersih akan terhindar dari api neraka yang menyala-nyala. Ia bisa mempertanggung jawabkan sumber kekayaan yang dimilikinya. Semuanya diperoleh dari penghasilan yang halal.

Itukah inti dari khotbah jumat yang saya ikuti. Saya berkesimpulan, Khatib yang namanya tidak saya ingat, adalah seorang da’i yang benar dan ia berada dalam naungan al-Quran.

Sekian, Salam

M, Jaya Nasti                    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline