Lihat ke Halaman Asli

Menakar Lagi Peluang Dahlan Iskan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil Rapimnas PPP tadi malam (19/4/2014) menganulir dukungan PPP kepada Prabowo, bacapres  dari Partai Gerindra. Pembatalan dukungan itu menjadikan posisi Prabowo cukup kritis. Dengan batalnya dukungan PPP,  maka Gerindra masih sendirian,  pada hal mereka membutuhkan tambahan sebanyak 13% suara lagi untuk mengusung Prabowo menjadi capres.  Artinya,  Partai Gerindra memerlukan dukungan dari 2 partai papan bawah.

Partai Demokrat (PD) telah  memutuskan melanjutkan konvensi capres. Sebelumnya banyak suara miring dari petinggi PD yang mengusulkan untuk menghentikan kegiatan konvensi capres. Direncanakan akan diadakan acara final konvensi, berupa debat puncak para peserta,  yang akan diselenggarakan pada 26 April 2014. Berdasarkan penjelasan Jero Wacik, salah seorang Petinggi PD, pemenang konvensi capres akan diusung menjadi capres,  bukannya cawapres.

Dari uraian di atas peluang Dahlan Iskan untuk menjadi capres kembali terbuka.  Kans untuk menang  cukup besar, karena selama ini disebut-sebut menempati ranking teratas di antara 11 peserta konvensi. Tentu saja pertarungan dalam konvensi capres masih berlangsung ketat. Peserta konvensi  lain juga yakin mereka bisa keluar sebagai pemenang.  Bahkan ada peserta yang semakin intensif menyosialisasikan dirinya melalui media promosi yang ada. Misalnya Irman Gusman yang memasang iklan dirinya secara terus menerus melalui video pada situs republika online.

Tentunya untuk bisa mengusung capres,  SBY selaku ketum PD perlu membentuk koalisi baru, beranggotakan partai-partai yang belum bergabung dengan capres-capres lain. Peluang PD untuk membentuk koalisi baru semakin terbuka setelah PPP batal mendukung Prabowo. Dengan demikian ada 4 partai yang bisa diajak berkoalisi, karena belum memutuskan akan mendukung salah satu capres,  yaitu PKB, PAN,  PPP dan PKS. Seluruhnya adalah anggota koalisi partai pendukung pemerintahan SBY.

Untuk mengusung capres,  PD hanya memerlukan tambahan suara dari 2-3 partai saja. PD bisa leluasa, karena tersedia  4 alternatif koalisi parpol untuk mengusung capres dari PD,  yaitu : (1) PD+PKB+PAN = 26,5% suara,  (2) PD+PKB+PPP = 25,8%, (3) (3) PD+PKB+PKS = 25,8, (4) PD+PAN+PPP+PKS =30,9, (5).

Agar Prabowo  tetap bisa diusung menjadi capres,  Partai Gerindra memerlukan jiwa besar dan sikap kenegarawanan SBY.  Dalam hal ini,  SBY bisa memainkan peran sebagai “king maker”.  Caranya, PD cukuplah membangun koalisi 3 kaki,  yaitu PD bersama PKB dan PPP. Sedangkan PAN dan PKS diminta kesediannya bergabung dengan Partai Gerindra, karena dengan PPP sudah tidak memungkinkan lagi. Tentunya kalau mereka mau bermitra dengan Prabowo.

Perubahan situasi bisa terjadi setelah KPU mengumumkan hasil Pemilu Legislatif 2014. Persentasi perolehan suara partai mungkin tidak banyak berubah. Yang berubah adalah jumlah kursi yang diperoleh setiap parpol. Akan ada parpol yang perolehan suaranya lebih tinggi dari perolehan kursi,  karena harga kursi di dapil yang mereka menangkan mahal,  misalnya di dapil-dapil di Jawa.

Masih ada masalah yang harus diselesaikan oleh SBY, yaitu siapa yang akan menjadi cawapres. Karena bergabung bersama PKB dan PPP,  maka Muhaimin menjadi pilihan pertama, atau Mahfud MD, jika Muhaimin setuju mengalah. Sedangkan Hatta Radjasa akan maju menjadi cawapres mendampingi Prabowo.

Prediksi sementara, pada Pilpres 2014 akan bertarung 4 pasangan capres/wacapres,  yaitu : (1) Jokowi/JK,  (2) ARB/Wiranto,  (3) Prabowo/Hatta Radjasa,  (4) Dahlan Iskan/Mahfud MD.

Ciawi, 20/04/2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline