Dulu, para penyerang Jokowi mempersoalkan kesiapannya menjadi presiden. Dia dikatakan ia tidak mempunyai visi dan misi serta program. Bahkan tokoh sekaliber Amien Rais ikutan menyerang. Ia meramalkan nasib Jokowi akan sama seperti Joseph Estrada, mantan presiden Filipina yang dijatuhkan setelah 2 tahun menjadi presiden. Estrada terpilih jadi presiden karena nama besarnya sebagai aktor terkenal. Tetapi setelah menjadi presiden, ketahuan ia tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
Kritik tajam Amien Rais menimbulkan kecaman balik. Tidak tanggung-tanggung, Raja dan sekaligus gubernur Yogya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengecam Amien Rais. Sri Sultan mengatakan sebaiknya para politikus berpikir ulang untuk menjelekkan tokoh pujaan publik seperti Joko Widodo. Bisa-bisa akan menjadi bumerang buat dirinya. Sri Sultan mencontohkan kebiasaan Amien Rais yang suka menjelekkan Joko Widodo. Apalagi meramalkan nasib Jokowi akan sama seperti yang dialami Josep Estrada.
Setelah pasangan Jokowi – JK menyerahkan visi dan misinya ke KPU sebanyak 42 halaman, para penyerang Jokowi mulai bungkam. Ternyata Jokowi tidak bodoh seperti yang mereka bayangkan. Jokowi ternyata lebih cerdas dari mereka semua. Visi dan misi serta program aksi yang disiapkannya ternyata lebih hebat, lebih tepat sasaran dan lebih murah.
Misalnya Jokowi memprogramkan tol laut, suatu istilah yang asli milik Jokowi. Untuk menghubungkan Indonesia dari Sumatera sampai ke Papua, Jokowi memprogramkan akan membangun armada kapal-kapal besar dan peningkatan pelabuhan-pelabuhan agar bisa disinggahi kapal besar sesering mungkin. Dengan armada kapal-kapal besar itu, biaya kirim berbagai jenis komoditi akan lebih murah. Pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat dapat dilakukan dengan cepat. Kelebihan stok beras di Sulsel misalnya, dengan cepat dapat dikirim ke berbagai propinsi yang kekurangan stok beras. Harga berbagai jenis komoditas bisa diturunkan dan tidak jauh berbeda antara satu daerah dengan daerah lain yang jauh. Misalnya harga semen di Jawa tidak berbeda jauh dengan di Papua. Ternak sapi potong di NTT dalam jumlah besar akan bisa diangkut sekaligus ke Jawa, sehingga harga daging sapi di Jawa dapat diturunkan.
Jokowi menilai program jalan tol di atas laut pantura yang dicanangkan Dahlan Iskan tidak diperlukan, karena biayanya sangat besar, bisa ratusan triliun rupiah, jangka waktu pembangunannya cukup lama, dan hanya memecahkan masalah angkutan di pulau Jawa. Sebaliknya, program Tol Laut akan menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, sehingga memperkuat konsep NKRI, yang bisa diwujudkan kurang dari lima tahun.
Selain itu Jokowi akan memberikan perhatian pada dua sektor perekonomian yang selama ini terabaikan, yaitu maritim dan pertanian. Jokowi berpendapat kita tidak boleh ragu dalam menetapkan arah pembangunan perekonomian kita. Selama ini pemerintah tidak siap mental untuk menjadikan Indonesia sebagai negara agraris dan sekaligus negara maritim. Akibatnya pemerintah tidak fokus sehingga kekayaan sumberdaya alam kelautan yang kita miliki tidak dikelola secara optimal bahkan dicuri orang. Sementara itu sektor ekonomi yang menjadi sumber nafkah 60% rakyat Indonesia, yakni pertanian, tidak mendapatkan perhatian yang semestinya.
Demikianlah, Jokowi memang pantas dan layak memimpin Indonesia untuk 10 tahun ke depan. Ia menjadi presiden sampai terwujud kemakmuran merata dan Indonesia menjadi salah satu negara paling maju di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H