Telaga tertancap pada muara hatinya, pernah gemuruh menerpa, namun tak sempat hasilkan gelombang, hanya riak di tepiannya.
Nun di seberang sana, hatimu bara api, entah sampai kapan ?
Ia melupa, engkau gigih mengingat
Ia lapang, hatimu penuh sekat
Tak tahu bagaimana leluasa melepas
Di hatimu penuh bara yang gigih kau ikat
Bagimu, lukamu lebih utama
Kau lupa, kata-katamu bagai bara dalam sekam
Ia pun sama adanya denganmu
Punya hati serapuh adanya hatimu