Ia samar namun membayangi. Ada dalam setiap tarikan nafas dan kemana kaki melangkah.
Ia menjelma doa-doa dalam badai perasaan. Ia yang terkadang coba ditepis namun tak terkikis. Satu dua potong kisah yang masih melekat cukup jadi pengingat bahwa ia ada meski tiada.
Untuk perempuan tempatku sembilan bulan bernaung sebelum mataku melihat dunia
Untuk perempuan dengan satu dua kenangan
Untuk perempuan yang kisahnya menjadi ninaboboku
Untuk perempuan yang sempat dan pernah kurindukan
Untuk perempuan yang tidak pernah seutuhnya bersamaku
Untuk perempuan dalam ketiadaanya
Untuk perempuan yang mengenalkan apa itu perpisahan
Untuk perempuan itu terima kasih sudah pernah ada meski tak lama meski tiada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H