Lihat ke Halaman Asli

Eva Mizkat

Mahasiswa S3 IKB UNP

Peran Filsafat Ilmu dalam Kesantunan Berbahasa Masa Kini

Diperbarui: 24 Oktober 2023   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa yang merupakan alat untuk berkomunikasi hendaknya memiliki nilai-nilai edukatif, terutama dalam penggunaannya di masa kini. Komunikasi masa kini yang seiring dengan perkembangan teknologi seperti media digital telah menjadi sarana yang dibutuhkan masyarakat, misalnya dalam pemanfaatan platform media sosial. Penggunaan bahasa pada media sosial sangat bervariasi, hal itu terlihat pada postingan-postingan yang diunggah pemilik akun media sosial tersebut. Selain variasi berupa penggunaan istilah-istilah bahasa slang, bahasa di masa kini juga banyak berbentuk simbol atau istilah digital yang disebut emoji (emoticons) atau dikenal juga dengan sebutan "ekspresi" dalam bentuk gambar atau simbol tertentu.

Santrock (2007) menyatakan bahwa bahasa adalah suatu bentuk komunikasi yang berupa lisan, tertulis atau isyarat yang berdasar pada suatu sistem dari simbol-simbol. Bahasa adalah simbol yang memiliki makna, dan merupakan sarana berkomunikasi manusia, mencurahkan emosi manusia, dan merupakan sarana mengeja pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari (Budiman, 2023). Dari pernyataan Budiman tersebut, bahasa sebagai ilmu bahasa berhubungan dengan filsafat ilmu sebagai suatu aktivitas yang berpangkal pada pikiran manusia (logika). 

Filsafat berperan untuk menemukan kearifan dan kebijaksanaan dalam hidup, terutama dalam semantik atau makna yang erat kaitannya dengan bahasa. Dari perkembangan itu, muncullah filsafat bahasa yaitu hubungan antara bahasa, pengguna bahasa, dan dunia. Filsafat memainkan peran penting dalam bahasa karena istilah ekspresi terkait berfilsafat membutuhkan alat untuk mengungkapkannya, yaitu menggunakan bahasa.

Seiring kemajuan dunia digital, banyak pengguna bahasa di masa kini kurang memperhatikan kesantunan berbahasa, begitu pula halnya dengan penggunaan emoji (emoticon) yang sering kali dianggap "biasa" walaupun tidak mempertimbangkan prinsip-prinsip kesantuanan berbahasa. Untuk itu peran filsafat sebagai ilmu yang mengandalkan pikiran manusia untuk mampu menyaring, memilih, lalu menemukan ketepatan dalam berbahasa sangat dibutuhkan, karena makna yang ditimbulkan juga mempunyai dampak atau efek dari kesantunan berbahasa oleh penuturnya. 

Sebagai penutur bahasa di masa kini, manusia sebagai makhluk ciptaan yang Mahakuasa telah diberi akal untuk mampu menjalankan pikirannya dengan layak, logis, yang juga mengandalkan hati nurani. Maka peran filsafat ilmu dalam kesantunan berbahasa sangat berkaitan erat dengan kehidupan sosial masa kini. Filsafat dapat berfungsi sebagai kontrol sosial, karena sejatinya manusia memiliki kepekaan perasaan dan berbudi halus dalam menangkap makna bahasa yang diungkap atau dilontarkannya, begitu pula dengan penerimaannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline