Selama masa Covid-19, Wahyudi Anggoro Hadi, Lurah Desa Panggungharjo, meracik berbagai strategi menghadapi situasi pandemi. Kisah perlawanannya menghadapi Covid-19, menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin adaptif yang mampu menghadapi ketidakpastian dan perubahan yang kompleks.
Cepat Tanggap Panggung Tanggap Covid-19
Beberapa hari pasca pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Pemerintah Desa Panggungharjo bersama beberapa pihak segera melakukan rapat koordinasi pembentukan Gugus Tugas Panggung Tanggap Covid-19 (PTC-19). Langkah cepat ini dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi yang asing dan tidak pernah terbayangkan. Guna menghindari langkah cepat berjalan secara serampangan, Wahyudi sebagai koordinator PTC-19 membuat sebuah logical framework sebagai acuan kerja sehingga tim lebih taktis dan terarah.
Dalam logical framework tersebut kerangka kerja PTC-19 dibagi menjadi 2, yaitu Dukung dan Lapor. Di ranah Dukung, PTC-19 bermaksud menggerakkan daya dukung warga yang ada, baik bersifat relawan maupun donasi. Sementara di ranah Lapor, PTC-19 menangani setiap laporan warga dan melakukan mitigasi atas kebencanaan Covid-19.
Mitigasi yang dilakukan PTC-19 dibagi menjadi 3 bagian, yaitu mitigasi dampak klinis, mitigasi dampak sosial, dan mitigasi dampak ekonomi. Mitigasi dampak klinis dilakukan melalui aplikasi web yang bisa digunakan untuk memantau kondisi klinis warga desa. Dari aplikasi tersebut data warga dibagi menjadi 5 kelompok, sehat, sehat dengan resiko, pelaku perjalanan, orang tanpa gejala, dan orang dengan riwayat kontak.
Tindak lanjut atas pengelompokan data tersebut, perawat desa dari lembaga desa, Bapel JPS, bersama dengan surveilans Puskesmas melakukan asistensi dan monitoring secara langsung. Visit yang dilakukan oleh tim ini bertujuan untuk memberikan obat sekaligus memberi dukungan secara moral dan psikologis.
Di ranah sosial, terdapat berbagai reaksi warga terhadap pandemi, dari yang paranoid dan takut hingga yang tidak percaya dan menyepelekan. Reaksi ini diperparah dengan tersebarnya berbagai macam hoax di media sosial. Langkah pertama mitigasi sosial yang dilakukan adalah melakukan dekontaminasi ruang publik. Hal ini sekaligus menjadi alarm bagi warga, bahwa covid benar-benar ada dan warga perlu bersiap.
Selain itu juga dibuat grup Whatsapp setiap pedukuhan untuk mengefektifkan komunikasi antara warga dan Pemerintah Desa. Di setiap grup ini, Wahyudi selaku admin akan mengunci grup untuk sementara waktu sehingga hanya admin yang dapat berkirim pesan. Langkah ini dilakukan setiap ada warga yang memberikan informasi tidak jelas sumbernya. Di kesempatan ini, Wahyudi akan memberi sedikit ceramah untuk tidak membagikan informasi apapun yang tidak ada kaitannya dengan Panggungharjo.
Dua-tiga kali cara tersebut dilakukan, akhirnya warga lama-kelamaan terdidik. Maka sekali ada lagi warga membagikan informasi hoax, warga lain akan segera mengingatkan. Cara ini kemudian cukup efektif menangkal hoax terkait Covid-19 di lingkungan Desa Panggungharjo.
Selain cerita di atas, ada peran Wahyudi mengatasi stigma negatif terhadap orang yang terkena Covid-19. Menggunakan mobil avanza milik pribadi, Wahyudi menjemput warga yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dengan langkah ini, ia berharap warga yang sembuh dari Covid tidak dijauhi dan dikucilkan. Upaya menghilangkan stigma negatif ini juga didukung oleh beberapa warga lainnya, secara sukarela mereka menyambut tetangganya yang sembuh dengan bershalawat sambil tetap menjaga jarak dan memakai masker.