Lihat ke Halaman Asli

Kerinduan yang Tak Terbatas

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Umurku sekarang beranjak dua puluh dua tahun, keadaan selalu memaksaku mengenang kisah yang telah kulalui sepuluh tahun silam. Indah memang pada saat itu, keadaan membawaku seakan-akan aku merasakan seribu tahun lagi untuk bahagia. Aku tertawa, aku tersenyum dan aku juga bisa menangis.

Dia indah dimataku, dia Ratuku, Dia perhiasan yang patut ku jaga pada saat itu. Dia bisa memberi keingian apa yang belum pernah keluar dari mulut ini, sehingga kisah itu mengiringi setiap kumelangkah mengejar apa yang patut kukejar. kadang juga aku menyadari kisah itu menjadi kabutan asap didepan mata, menjadi duri dalam kehidupanku, dan membuat saraf otak kanan seakan mati tersumbat dengan bekuan kenangan itu.

Lima tahun keindahan itu hilang, dan lima tahun juga keindahan itu kukenang. Aku tidak tau mengapa semua kisah itu tidak usang, masih tetap bersarang diingatanku..

Ya.......  inilah kerinduan yang tak mengenal waktu, yang tak mengenal lelah dan lemah.

Ratuku, tak ada batas aku merinduimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline