Lihat ke Halaman Asli

Thariq [Ta'aruf 4]

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Sial!" Thariq menggerutu kesal sambil memarkirkan mobil jeepnya di depan hawalii milik Babajee.


"Sial, kenapa Thariq-shahab?" Tanyaku penasaran. Kami berdua baru saja pulang dari acara fitting baju pengantin sekaligus menyebarkan undangan untuk hari pernikahan kami lusa.


"Sepertinya aku lupa mengambil cincin pernikahan kita di toko perhiasan di kota," jawabnya dengan bibir mengerut manis.


Aku tertawa.


Dia melirik ke arah jam tangannya lalu menoleh padaku. "Turun dan istirahatlah. Aku akan kembali ke kota untuk mengambilnya."


"Mau kutemani lagi?" Tawarku.


Dia menggeleng sembari mengulurkan tangannya untuk memasukan helaian rambut hitamku kembali ke dalam jilbab hijau yang sedang kupakai.


"Kakekmu akan memukulku dengan tongkatnya kalau aku membawamu hingga larut malam."


Ugh. Iya, perjalanan dari desa tempat kami tinggal menuju kota tempat toko perhiasan di mana kami memesan cincin pernikahan, membutuhkan waktu sekitar empat atau lima jam. Sekarang jam empat sore, kalau aku ikut dengan Sasuke, maka kami akan sampai di kota sekitar pukul sembilan malam. Lalu pulangnya sekitar pukul ... Satu pagi? Well, Babajee bisa membunuh kami berdua kalau aku ikut.


"Lagipula, tidak baik bagiku untuk membawa anak gadis orang hingga larut malam. Dua hari lagi kita memang akan menikah. Aku tidak mau mengacaukan segalanya."


Aku mendesah. "Aku mengerti."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline