Lihat ke Halaman Asli

Stroke Akibat Asam Urat: Mengungkap Hubungan antara Hiperurisemia dan Risiko Kesehatan Pembuluh Darah

Diperbarui: 9 November 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stroke Akibat Asam Urat: Mengungkap Hubungan antara Hiperurisemia dan Risiko Kesehatan Pembuluh Darah

Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke menyebabkan lebih dari 6 juta kematian setiap tahun dan menjadi penyebab utama kecacatan jangka panjang. Penyakit ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik akibat penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Faktor-faktor risiko yang sudah dikenal dengan jelas untuk stroke antara lain hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan merokok. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah studi medis mulai menunjukkan adanya hubungan antara kadar asam urat yang tinggi (hiperurisemia) dan peningkatan risiko stroke.

Asam urat, yang lebih dikenal sebagai penyebab penyakit gout atau radang sendi, ternyata dapat memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan menjadi faktor risiko yang signifikan untuk terjadinya stroke. Artikel ini akan membahas dengan lebih mendalam bagaimana kadar asam urat yang tinggi dapat berperan dalam peningkatan risiko stroke, serta mekanisme-mekanisme biologis yang mendasari hubungan ini.

Apa itu Asam Urat dan Hiperurisemia?

Asam urat adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh tubuh sebagai produk sampingan dari pemecahan purin, sebuah jenis molekul yang banyak ditemukan dalam makanan tertentu (seperti daging merah, makanan laut, dan alkohol) serta dalam sel-sel tubuh itu sendiri. Biasanya, asam urat disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Namun, ketika produksi asam urat berlebihan atau ginjal tidak dapat mengeluarkannya dengan efisien, kadar asam urat dalam darah meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia.

Hiperurisemia dapat berujung pada beberapa masalah kesehatan, yang paling dikenal adalah gout, yaitu peradangan sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat. Selain itu, peningkatan kadar asam urat juga dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa hiperurisemia juga dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, yang berpotensi meningkatkan risiko terjadinya stroke.

Mengapa Asam Urat Dapat Meningkatkan Risiko Stroke?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kadar asam urat yang tinggi dapat memengaruhi pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke melalui berbagai mekanisme. Adapun beberapa mekanisme utama yang dapat menjelaskan hubungan antara hiperurisemia dan stroke meliputi peradangan, stres oksidatif, gangguan fungsi endotel, dan hipertensi.

1. Peradangan Kronis dan Stroke

Peradangan kronis merupakan salah satu mekanisme utama yang berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk stroke. Asam urat, terutama dalam bentuk kristal, dapat memicu reaksi peradangan dalam tubuh. Kristal asam urat yang terbentuk di sendi atau jaringan tubuh dapat mengaktifkan sistem imun dan memicu pelepasan sitokin pro-inflamasi, yang menyebabkan peradangan kronis.

Pada pembuluh darah, peradangan ini dapat merusak dinding pembuluh darah (endotel), yang mengarah pada pembentukan plak aterosklerotik. Plak ini akan menumpuk dan mengeras di dinding pembuluh darah, menyempitkan lumen pembuluh dan mengurangi aliran darah. Jika aliran darah ke otak terganggu akibat plak aterosklerotik, dapat terjadi stroke iskemik, di mana bagian otak tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline