Lihat ke Halaman Asli

Makna di Balik Corak Batik Cirebon

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Batik di daerah cirebon pada dasarnya dapat di bedakan atas beberapa batik,antara lain : Batik keraton, batik Trusmi,batik kali tengah,batik kenduruan,batik Paoman,dan batik Plumbon.

Artinya batik Cirebon tak sekedar memiliki pertumbuhan batik keraton, melainkan juga memiliki perkembangan batik di luar tembok keraton yang pada umumnya sangat di pengaruhi oleh batik pesisiran.

Batik keraton cirebon sangat kental akan makna simbolis yang berhubungan dengan kosmologi cirebon. Artinya batik bukan sekedar ungkapan estetis yang visual, namun di dalamnya terdapatsistem nilai tertentu yang di yakini dan di hidupi masyarakat khususnya keraton cirebon. Oleh sebabi tu,pada perjalannannya,motif batik keraton biasanya memiliki makna simbolis.sebut saja motif batik taman Arum Sunyaragi misalnya,memiliki simbol keharuman taman yang digunakan rekreasi oleh keluarga sultan.motif Ayam Alas ( Sawung Galing) Merupakan simbol dari dimulainya syiar Islam di samping juga merupakan simbol keberanian.

Kebudayaan Cirebon, termasuk didalamnya seni batiknya, sangat dipengaruhi oleh khasanah kebudayaan cina. Hal ini berkaitan dengan sejarah lokal Cirebon.Bahwa ditemukan seorang tokoh putri dari negeri Cina yang menjadi salah satu istri Sunan Gunung Jati.

Catatan lainmenunjukan terdapat suatu perkampungan cina muslim dimana penduduknya mengembangkan kebudayaan sekaligus perdagangan termasuk perdagangan batik Cirebon.

Pada mulanya penggunaan batik jenis keraton hanya untuk kalangan bangsawan pada acara ritual tertentu. Namun seiring perkembangannya, motif-motif batik keraton digunakan pula oleh rakyat biasa tanpa ada rasa “Sungkan” karena bagi mereka motif itu telah menladi bagian kehidupan keseharian.Bahkan ketika ajaran Islam mulai mengakar dalam tatanan masyarakat yang menepis adanya perbedaan kasta, kelas sosial yang telah mencapai tataran tertentu dan mampu, kemudian tidak ada halangan untuk mengunakan batik-batik motif keratonan.

Batik keratonan yang pada umumnya lebih tinggi baik dari kualitasmaupun harganyaakhirnya hanya dijadikankomoditi yang mampu memberikan stampel “wong sugihan” (orang kaya) .

Batik keraton ini di produksi diwilayah Trusmioleh perajin-perajin rakyat biasasiapapun bisa dan boleh menggunakan batik keratonan.

Berbeda dengan batik keratonan,batik pesisiran umumnya diproduksi di sentra batik cirebon yang berada diluar tembok keraton, seperti trusmi, kenduruan, plumbon,dan paoman.Batik trusmi memiliki corakyang menyimpan pandangan tareqat tertentu.batik paoman banyak terinspirasi oleh kehidupan baharinya. Batik plumbon terkenal dengan warna merah mengkudunya dan motif lung-lungan atau utah utahan.sedangkan di kenduruan berkembang motif yang khascorak kebudayaan cina.

Pertumbuhan dan perkembangan batik cirebon yangmenunjukan denyut signifikan adalah di Trusmi dan kalitengah. namun pada perkembangan selanjutnya,yang lebih dikenal adalah batik Trusmi.Batik Trusmi saatini menjadi sentra perbatikan Cirebon yang merupakan representasi batik Cirebon yang merangkum seluruh perkembangan batik yang ada di Cirebon. Di samping terus berkontak budaya dengan sentra-sentraperbatikan lainya di Indonesia.Bahkan kemudian jika ada pembicaraanbatik Cirebon,maka yang jadi Fokusnya adalah pertumbuhan dan perkembanganbatik yang ada di Trusmi.Red.#difan.dikutip (majalah Kebaya Indonesia)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline