Lihat ke Halaman Asli

Filosofi dan Prinsip Dasar Layanan BK Pada Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 21 Oktober 2024   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Mitra Rizal

Filosofi Bimbingan dan Konseling

Filosofi ini berfokus pada pendekatan yang mengedepankan minat, bakat, dan kemampuan murid dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan metode yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu murid memahami dan menerima diri mereka sendiri serta lingkungan sekitar. Ini penting untuk pengembangan potensi murid, perencanaan masa depan, dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Dengan demikian, bimbingan dan konseling berperan dalam mencapai kemandirian dan kemaslahatan murid.

Kurikulum Merdeka juga menekankan fleksibilitas dalam pendidikan, yang terinspirasi oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara. Beliau mengungkapkan bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan rakyat. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk menciptakan panduan yang dapat menginspirasi dan mendukung perkembangan murid.

Prinsip Dasar Layanan BK

Berikut adalah prinsip dasar layanan bimbingan dan konseling (BK) yang perlu Anda ketahui. Prinsip-prinsip ini penting untuk memastikan bahwa layanan BK dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan murid.

Prinsip pertama adalah kesukarelaan. Peserta didik tidak boleh dipaksa untuk mengikuti program layanan, sehingga mereka merasa nyaman dan berpartisipasi dengan penuh kesadaran. Ini penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi murid.

Prinsip kedua adalah keterbukaan. Dalam proses layanan, penting untuk memberikan dan menerima informasi yang relevan untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik. Keterbukaan ini akan memperkuat hubungan antara pendidik dan murid.

Prinsip ketiga adalah responsif. Pendidik harus cepat dalam memberikan bantuan kepada peserta didik tanpa menunda-nunda. Responsifitas ini menunjukkan kepedulian dan komitmen pendidik terhadap perkembangan murid.

Prinsip keempat adalah keaktifan. Pendidik harus berusaha untuk membangkitkan semangat dan kemandirian murid agar mereka mampu menyesuaikan diri dan menghadapi tantangan di lingkungan. Ini akan membantu murid untuk lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline