Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan aksi boikot terhadap boyband Korea Selatan, NCT dan produk minuman kopi Starbucks. Boikot ini digerakkan oleh para Nctzens atau penggemar NCT yang menentang asosiasi dan promosi produk Starbucks oleh grup idola mereka. Starbucks dituding memiliki hubungan pro-Israel, negara yang dituduh melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Aksi boikot ini dimulai dengan maraknya tagar teguran pada agensi di berbagai platform media sosial terutama X. Para penggemar menyerukan agar NCT memutuskan hubungan dengan Starbucks dan menolak untuk mempromosikan produk mereka. Mereka juga mengajak para penggemar lain untuk berhenti mengikuti akun media sosial NCT dan anggotanya, serta tidak membeli produk Starbucks.
Alasan di balik boikot ini adalah karena Starbucks dituduh mendukung pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Starbucks memiliki beberapa cabang di Israel, termasuk di pemukiman Yahudi ilegal di Tepi Barat. Perusahaan ini juga dituduh mendiskriminasi karyawan Palestina dan mendukung praktik apartheid Israel.
Para penggemar NCT yang melancarkan aksi boikot ini menyatakan bahwa mereka tidak dapat mendukung idola mereka jika mereka bekerja sama dengan perusahaan yang mendukung penindasan terhadap rakyat Palestina. Mereka ingin NCT menggunakan platform mereka untuk menyuarakan keadilan dan melawan penindasan.
Aksi boikot ini telah menuai berbagai reaksi. Banyak penggemar NCT yang mendukung aksi boikot ini dan memuji para penggemar yang berani menyuarakan pendapat mereka. Namun, ada juga beberapa penggemar yang tidak setuju dengan boikot ini dan berpendapat bahwa NCT tidak bertanggung jawab atas tindakan Starbucks.
Terlepas dari pro dan kontra, aksi boikot ini menunjukkan kekuatan media sosial dalam meningkatkan kesadaran tentang isu-isu global. Aksi ini juga menunjukkan bahwa para penggemar K-Pop tidak hanya tertarik dengan musik dan penampilan idola mereka, tetapi juga peduli dengan isu-isu sosial dan politik.
Bagaimana pun hasil dari aksi boikot ini, NCT dan Starbucks telah mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan politik dari tindakan mereka. Aksi ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kita memiliki kekuatan untuk menggunakan suara kita untuk melawan ketidakadilan dan memperjuangkan keadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H