Selasa,17 Maret 2020 07:21 WIB
Mitha Septiani
Tangerang- Commuter line menjadi transportasi yang sangat diminati orang banyak. Tak heran jika masyarakat lebih memilih transportasi tersebut, karena tarifnya yang murah dan bisa lebih hemat waktu dan terhindar dari kemacetan, commuterline transportasi yang biasanya masyarakat untuk pergi ngantor, atau sekolah jadi padatnya commuterline membuat juga masyarakat sesak, fasilitas Ac dan kipas angin pun tidak mempan ketika commuterline sangatlah padat ,Apalagi disaat jam pulang kerja.
Commuterline sangat padat., kadang juga mau tidak mau, harus naik commuterline yang sangat padat agar bisa cepat sampai ketempat tujuan, Seharusnya hal seperti ini juga harus di perhatikan dan juga bisa membahayakan masyarakat jika melihat kondisi yang sangat padat
Memang tarif commuterline sangatlah murah dari tarif Rp.3000 -- Rp.8000 masyarakat sudah bisa naik commuterline. Tarif Rp.3000 biasanya dikenakan tarif dari stasiun tangerang sampai duri dan dari. Tangerang sampai bogor dikenakan tarif Rp.8000. Karena tarif yang murah itulah yang menjadi commuterline padat, karena aksesnya juga mudah dan cepat dan lebih murah, " Ujar Indah. Salah satu masyarakat yang menggunakan akses tranportasi commuterline, lebih baik naik commuterline daripada membawa kendaraan sendiri selain capek dan macet juga commuterline lebih mempermudah waktu yang harusnya naik kendaraan sendiri yang terkena macet jadi lebih cepat dengan naik commuterline
Commuterline mempunyai jam operasional dari pukul 05.00 -- 24.00, mulai dari jam pukul 05.00 masyarakat sudah banyak yang naik commuterline untuk berangkat kerja.Kadang melihat kondisi commuterline yang padat. Penduduknya sangatlah perihatin, terkadang beberapa penumpang sampai tak bisa naik karena didalam sudah padat. Petugas juga memberikan penumpang tidak untuk memaksakan diri.
Commuterline yang dipilih transportasi yang masyarakat bisa menghindari dari kemacetan. Pelayanan yang baik dan kereta yang nyaman akan member kepuasaan kepada konsumen. Tapi yaitu, bila tak terus dibenah, dan perlu dicari jalan keluarnya (solusi) agar meminimalkan gangguan dan mengurangi kepadatan didalam gerbong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H